Unsusr-unsur Intrinsik Novel
Judul Buku : Bila Malam Bertambah Malam
Pengarang : Putu Wijaya
Cetakan : Cetakan tahun 66-an
Tema : Cinta dan Keangkuhan Manusia
Tokoh : - Gusti Biang : Pemarah, Egois, Sombong
- Wayan : Baik Hati, Setia, Lucu
- Nyoman : Baik Hati, Sabar, Setia
- Ratu Ngurah : Baik, Bijaksana, Rendah Hati, Setia
Latar : Di Tabanan Bali
Amanat : Setiap orang harus menghargai satu sama lain tanpa
harus membedakan kasta atau derajat
Alur : Campuran
Sudut Pandang : Orang pertama pelaku utama
Gaya Penulisan : Memakai bahasa Indonesia
Sinobsis
Di Tabanan Bali
Gusti Biang adalah janda almarhum I Gusti Rai seorang bangsawan yang dulu sangat dihormati karena dianggap pahlawan kemerdekaan.Gusti Biang hanya tinggal bersama dengan Wayan,seorang lelaki tua yang merupakan kawan seperjuangan I Gusti Ngurah Rai dan Nyoman Niti seorang gadis desa yang selama kurang lebih 18 tahun tinggal di puri itu.Sementara putra semata wayangnya Ratu Ngurah telah lima tahun meninggalkannya karena ia sedang menuntut ilmu di jawa.
Sikap Gusti Biang yang masih ingin mempertahankan tatanan lama yang menjerat manusia berdasarkan kasta,membuat ia sombong dan memandang rendah orang lain.
Nyoman Niti yang selalu setia melayani Gusti Biang,haru rela menelan pil pahit akibat sikap Gusti Biang yang menginjak-injak harga dirinya.Telah lama Nyoman Niti ingin meninggalkan puri itu karena ia sudah tdak sanggup menahan radang kemarahan terhadap Gusti Biang.Namun Nyoman selalu urung manakala Wayan yang selalu baik dan menghiburnya membujuknya untuk bersabar dan tetap setia menjaga Gusti Biang demi cintanya pada Ratu Ngurah.
Nyoman Niti tak kuasa lagi menahan emosi yang bertahun-tahun ia pendam manakala Gusti Biang benar-banar menindasnya. Gusti Biang menuduh Nyoman akan meracuninya dengan obat-obatan yang Nyoman berikan. Bahkan Gusti Biang tidak segan-segan memukul Nyoman dengan tongkat gadingnya.
menimpa ia dan Gusti Biang terulang lagi. Wayan juga Akhirnya Nyoman Niti pun bergegas meninggalkan puri itu. Wayan pun tak mampu menahan kepergiannya. Tapi alangkah terkejutnya Nyoman ketika Gusti Biang membacakan biaya yang dikeluarkannya membiayai Nyoman selama kurang lebih 18 tahun. Nyomn tidak menyangka Gusti Biang setega itu akhirnya Nyoman pergi dengan berurai air mata dalam suasana malam yang sunyi.
wayan pun menyuruh Ngurah pergi mengejar cintanya yaitu Nyoman Niti. Wayan tidak ingin kejadian yang menasehati Gusti Biang agar merestui hubungan putranya dengan Nyoman. Ia juga mengingatkan cinta yang tak samapi antara dirinya dan gusti Biang hanya perbedaan kasta yang membuat kduanya begitu menderita akhirnya Gusti Biang yang bernama asli Sagung Mirah merestui hubungan Ratu Ngurah dan Nyoman.
Kamis, 18 Februari 2010
Resensi Novel "Bila Malam Bertambah Malam " Tahun 66-an
Diposting oleh Ganjar di 2/18/2010 02:24:00 PM
Label: Novel
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
tata bahasanya kurang tepat..di akhir akhir saya tidak mengerti maksudnya
Posting Komentar