BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 16 April 2010

Drma The Brantaz

 Berawal dari pertemanan Agus dan Andri, mereka berdua berkeinginan untuk membuat sebuah group band
Agus : “Ndri, mau kemana kamu?”
Andri : ”Mau kerumah Thakim, Kenapa?”
Agus : “Sini sebentar”
Andri : “Ada apa ya?”
Agus : “Kamu kan bisa Nggitar, bagaimana kalau kita membuat group Band aja?”
Andri : “Boleh juga tuh, tapi kita harus mencari pemain gitar, bass, keyboard dan drum”
Agus : “Eh. Kan Thakim juga bisa nggitar, kita ajak aja dia!”
Andri : “Iya benar, ayo ikut aku ke rumah Thakim kalau begitu!”

 Di rumah Thakim

Agus : “Assallamualaikum”
Thakim : “Wallaikumsallam, eh Aguis dan Andri, silahkan masuk!”
Andri : “Iya trima kasih!”
Agus : “Hust, siapa itu Khim?”
Thakim : “Oh init a? kenalin ini temanku”
Pandu : “(jabat tangan dengan Andri dan Agus) “Pandu”
Andri : ”Andri”
Agus : “Agus”
Thakim : “Ngomong-ngomong ada perlu apa kalian kesini?”
Andri : “Gini khim, Kita mau ngajak kamu gabunh ke group band kita. Gimnan? Kamu kan
bisa maen gitar!”
Thakim : “Baik kalau begitu, memang nama group Bandnya apa?”
Andri : “Kita belum membuat namanya, rencananya kalau personil kita sudah lengkap,
baru kita rundingan buat nama Group band kita”
Thakim : “Memang siapa saja?”
Agus : “Masih 3 orang Kim, Aku, Andri, Dan Kamu!”
Pandu : “Bagaimana kalau aku ikut gabung ke group band kalian?”
Andri : “boleh, emang kamu bisa maen apa?”
Pandu : “Aku bisa main Keyboard!”
Agus : “Siplah, Berarti kita tinggal mencari Drummer dan Bassis”
Thakim : “Tenang aja, aku punya teman yang bisa main drum, namanya Donny”
Pandu : “Bagaimana kalau sekarang kita ke rumahnya?”
Agus : “boleh tuh, ayo!”

 Mereka pun berangkat ke rumahnya Donny. Pucuk di cinta ulampun tiba. Di perjalanan mereka pun bertemu dengan Donny.

Thakim : “Itu Donny”
Pandu : ”Woy Don!”
Donny : “Eh, teman-teman, mau kemana nih?”
Andri : “Kami mau kerumahmu, kebetulan kamu ada di sini, gak jadi deh kami ke
rumahmu”
Donny : “Emang ada apa sih?”
Pandu : “Gini Don, kamu mau gak jadi drumer group band kami?”
Donny : “Mau banget aku, kebetulan tanganku dah gatal pengen ngedrum!”
Agus : “Siaplah, tinggal basisnya, siapa ya kira-kira?”
Andri : “Si Eko aja, Dia bisa ngebass kok!”
Thakim : “ya sudah, nanti kamu bilangin ke Eko ya Ndri?”
Andri : “beres Bos!”
Agus : “kalau begitu besok kita berkumpul di rumahku saja!”
Donny : “oke, dah sore nih, Aku pulang dlu yaw?”
Pandu : “ya sudah, Kita penxar di sini. Jangan lupa besok jam 2 kumpul di rumah Agus”
Donny : “Yoi”

 Akhirnya mereka pulang.
Dan pada malam harinya, andri pergi ke rumah Eko
Andri : “Ko… Eko….!”
Eko : “Eh Andri, silahkan masuk !”
Andri : “Iya. Trima kasih”
Eko : “Ada perlu apa Ndri? Tumben malam-malam kesini!”
Andri : “Kamu bisa ngebass kan?”
Eko : “Bisa, emang ada apa?”
Andri : “Mau gak gabung ke grup band kami? Kalau mau, besok jam 2 ngumpul ke rumah
Agus. Gimana?”
Eko : “Mau aku. Ya sudah besok aku tak kerumah Agus!”
Andri : “Oke deh, Gitu aja y Ko! Aku pamit pulang!”
Eko : “Ya hati2!”

 Keesokan harinya di rumah Agus
Agus : ”Mana nih anak-anak? Kok pada belum dating?”
Andri
Donny
Thakim
Pandu : “Assalamualaikum!”
Agus : “Wallaikumsallam, Masuk!”
Pandu : “Trimaksih”
Agus : “Eko mana?”
Thakim : “Belum datang ya dia? Kami juga tidak tahu!”
Donny : “Ndri, kamu lupa belum ngasih tau Eko ya?”
Andri : “Udah kok, tadi malam aku kerumahnya, terus aku kasih tau kalau besok ngumpul di
rumah Agus!”
Pandu : “Ya sudah, sambil kita nunggu Eko, kita mikirin apa aliran musik yang pas buat grup
band kita!”
Agus : “Dangdut aja, gimana?”
Andri : “Wah, bercanda kamu, masak dangdut! Gimana kalau pop rock saja?”
Donny : “Pop rock ya? Boleh juga tuh!”
Thakim : “Ya sudah, pop rock saja”
Agus : “Oke”
Eko : “Assalamuallaikum?”
Agus : “Wallaikumsallam, nah itu eko! Masuk sini Ko!”
Eko : “Iya, trimakasih”
Andri : “Wah, kemana aja sih kamu? Kan semalamaku bilang jam 2, kenapa jam 3 kamu baru
datang?”
Eko : “maaf teman-teman! Aku tadi ketiduran, eh bangun-bangun udah jam setengah 3. Jadi
langsung buru-buru ke sini”
Pandu : “Karena semua sudah ngumpul kita nentuin nama grup band kita!”
Thakim : “Oke”
Donny : “Bagaimana kalau Brantaz band? Kan rumah kita dekat sungai brantas!”
Eko : “Bagus juga namanya!”
Andri : “Jangan Brantaz band! Gimana kalau The brantaz?”
Pandu : “The Brantaz ya? Itu nama yang baguz. Gimana teman-teman setuju dengan nama
itu?”
Thakim : “Ya, aku setuju, kalau kamu Gus?”
Agus : “aku juga setuju!”
Eko : ”Sama, aku juga setuju!”
Donny : “Baiklah, nama grup band kita adalah ‘THE BRANTAZ’”!
5 anak : “Ya”
Andri : “Ya sudah, sekarang kita pulang dulu, nanti malam jam 7, kita kembali lagi kesini!”
Eko : “kami pulang dulu Gus?”
Agus : “Ya. Eh Ko jangan sampai telat lagi!”
Eko : “Beres!”

 Mereka pun pulang
dan pada malam harinya
5 anak : “Assallamualaikum!”
Agus : “Wallaikum sallam! Mari masuk!
Thakim : “ya terima kasih! Teman-teman gimna kalau kita buat lagu saja?”
Pandu : “Oke, setuju”
Thakim : “kamu ada buku Gus?”
Agus : “Bentar tak ambilin bukunya!
Nih bukunya!”
Thakim : “nah, Kami yang nulis Ndri!”
(Sambil mengasihkan buku ke Andri)
Andri : “sini”
Eko : “Lagunya tentang apa enaknya?”
Donny : “Tentang seseorang yang ingin menjaga kekasihnya dan tidak ingin pisah darinya,
Gimana?”
Andri : “oke, yuk kita mulai!”



 Mereka pun berdiskusi membuat lagu tersebut

 2 jam kemudian mereka pun selesai membuat lagu tersebut

Pandu : “Ah, akhirnya selesai”
Andri : “Iya, coba di nyanyiin Gus!”
Agus : “Saat Ku…”
Thakim : “Bentar Gus, kita main apa nih Ndri?”
Andri : “Coba nyanyiin lagi gus!”
Agus : “Saatku, tak bisa menjadi arti”
Andri : “Nah ketemu, kita main C saja”
Thakim : “Oke”
Eko : “Bagaimana kalau saatku dig anti dengan andaiku?”
Donny : ”Iya, lebih enakan andaiku dari pada saatku”
Eko : “Coba kita nyanyiin sama-sama!”
6 anak pun menyanyi!
Pandu : “Wah, bagus”
Eko : “tunggu dulu, kita lupa ngasih judul lagunya!”
Thakim : “Iya ya. Apa ya judulnya?”
Agus : “Emm terbujur kaku saja, Gimana?”
Donny : “Oke, oke setuju!”
Andri : “Dengan demikian kita sudah punya lagu sendiri dan kalau ada festival band kita ikut
ya?”
Pandu : “ya, moga-moga grup band kita bisa jadi grup band terkenal”
5 anak : “Amin”
Eko : “Kita tos dulu”
Donny : “ya sudah, kita pulang dan istirahat”
Thakim : “Ya, besok kita latihan jam 2 siang”
Andri : “Oke-oke”

Sabtu, 20 Maret 2010

Menyulap Ponsel Menjadi Remote Komputer

Capek harus menekan mouse untuk memainkan file multimedia di komputer?
Manfaatkan ponsel Bluetooth Anda sebagai remote control komputer.
Mungkin FMA lebih tepat dibahas sebagai aplikasi pengelola telepon
secara umum. Situs FloAt Mobile Agent (FMA) menyebutkan FMA sebagai
alat pengelola ponsel yang memungkinkan pengguna untuk menangani semua
data pribadi yang tersimpan di dalam telepon mereka, lewat berbagai
jenis koneksi.

Namun FMA memiliki kemampuan lain yang tidak dimiliki banyak aplikasi
pengelola ponsel lainnya: mengubah ponsel jadi remote control komputer.
Pengembang FMA saat ini hanya menargetkan ponsel merk Sony Ericsson,
walaupun ada juga beberapa pengguna yang sudah menguji aplikasi ini
dengan merk ponsel lainnya. FMA dapat digunakan dengan ponsel
Bluetooth, inframerah, bahkan kabel. Namun untuk dapat berfungsi
sebagai remote control yang nyaman, kita hanya akan membahas koneksi
Bluetooth. Apa gunanya remote control dengan kabel, kan?
Berbeda dengan banyak aplikasi remote control lainnya, FMA tidak perlu
dipasang di ponsel. Ini membuat FMA relatif lebih sederhana
dibandingkan pesaing-pesaingnya.
Instalasi

FMA dapat di-download gratis. Anda dapat menemukan link ke halaman
download dari situsnya, atau langsung saja arahkan browser ke alamat
http://fma.sourceforge.net/index2.htm Di sana dapat ditemukan berbagai
file yang dirilis oleh pengembang FMA. File yang harus di-download
bernama fma-2.0-stable-setup.exe berukuran 3,65 MB. Setelah selesai
download klik file ini untuk memulai instalasi. FMA menyediakan banyak opsi saat instalasi. Jika Anda pusing pilihan
apa saja yang harus diambil, beri tanda centang pada semuanya, alias
full install. Installer FMA akan men-download beberapa komponen
tambahan, jadi Anda harus terhubung dengan Internet ketika memasang
FMA. Anda harus me-restart komputer untuk sepenuhnya menyelesaikan
instalasi.

Pilihan instalasi penuh juga men-download kode program yang ditulis
dalam bahasa Delphi, varian Pascal yang dikembangkan Borland. FMA
memang aplikasi open source. Jadi kalau pengguna punya kemampuan teknis
dan pernah belajar Delphi, Anda bisa mengutak-atik kode programnya.
Kalau tidak, sebaiknya Anda tidak mengambil pilihan Download Delphi 6
Source Code.

Setelah restart, langkah berikutnya yang harus diambil adalah
menghubungkan FMA dengan ponsel menggunakan Bluetooth. Ada dua cara
yang bisa dipilih: menggunakan driver dari pembuat peranti (biasanya
dongle) Bluetooth atau memakai native driver.
Komputer yang menjalankan Windows XP Service Pack 1 (SP1) bisa
memanfaatkan driver Bluetooth yang sudah di-bundling dalam Windows
(native). Gunakan cara ini kalau sebelumnya Anda memang sudah
menggunakan driver dari Microsoft tersebut. Digit@l tidak menyarankan
driver Windows karena setting FMA nantinya akan jadi lebih sulit.
Bila Anda menggunakan Windows 98, ME dan 2000 pilihan satu-satunya
adalah koneksi lewat port serial virtual. Cara ini lebih mudah. @
Gombang Nan Cengka

GO TO BALI

Perjalanan

Kami ke pulau Bali tanggal 30 oktober 2009. Perjalanan kami dimulai di sekolah. Jam 8 jum’at pagi kami sudah berkumpul di halaman sekolah. Jam 9 kami di beri pengarahan bagaimana keadaan disana, kami juga diberitahu rutenya yaitu lewat Kabupaten Kediri, Mojokerto, Pasuruan, banyuwangi, kami juga berdoa bersama-sama yang di pandu oleh Bapak, Ibu Guru agar di beri keselamatan sampai ketujuan. Waktu itu pun kami juga meminum obat anti mabuk agar tidak mabuk sewaktu di bus.
Akhirnya jam 10 kami berangkat. Diperkirakan nanti kami Sholat Jum’at di Kabupaten Kediri. Selama perjalanan itu kami berbincang-bincang dan berkenalan dengan teman satu bus, ya maklum satu bus itu itu tidak satu kelas karena kelas kami di pecah dan di bagi menjadi tiga kelompok yang masing-masing di tempatkan di bus berbeda. kami pun mendapat bus bersama anak-anak 9C. Di dalam bus kami mendengarkan musik ada juga yang karaoke.
Jam setengah 12 kami berhenti di Masjid di Kabupaten Kediri untuk menuaikan Ibadah sholat Jum’at, Untuk anak perempuan menunggu di bus. Kami bergegas untuk berwudlu dan masuk kedalam Masjid agar tidak ramai. Setelah Sholat Jum’at usai ganti anak perempuan untuk manuaikan sholat Dhuhur. Kami kembali ke bus untuk menunggu anak perempuan. Kami pun melanjutkan perjalanan setelah selesai sholat Dhuhur.
Saat melewati kabupaten Bondowoso kami melewati PLTU Paiton. Lampunya sangat indah sekali anak-anak semua memotretnya. Setelah itu kami berhenti di rumah makan Putra Jawa Timur III untuk makan malam. Disanalah kami istirahat karena lamanya perjalanan. Ditemani angin laut yang dingin kami makan dan saling bercanda. Kemudian jam 9 kami melanjutkan perjalanan menuju ke pelabuhan penyeberangan Ketapang untuk menyeberang ke pelabuhan Gilimanuk.
Jam 11 kami sudah berada di atas kapal penyeberangan. Suasananya sangat dingin. Banyak anak-anak di atas kapal yang berfoto. Teman-teman juga banyak yang mengeluh kedinginan karena malam itu suasana sangat dingin sekali tetapi buat saya malam itu sangat sejuk saya saja hanya memakai kaos tanpa memakai jaket. Sungguh indah pemandanhan di tengah laut yang disertai hembusan angin laut yang dingin menyejukan. Kami semua sangat terharu dengan apa yang kami lihat, laut yang biru disertai hempasan gelombang.
Kami sampai di pelabuhan Gilimanuk sekitar jam 12. Kami menunggu bus yang belum turun dari atas perahu. Tak disangka kami sudah menginjakan kaki di atas pulau Dewata ini Pulau Bali yang Indah. Sungguh berdebar-debar rasanya ingin cepat-cepat ke semua tempat pariwisatanya. Dan tak lama kemudian bus-bus rombongan kami semua sudah berkumpul siap untuk melanjutkan perjalanan. kami langsung melanjutkan perjalanan Ke Denpasar, yaitu Ibukota Provinsi Bali yang sekaligus sebagai tempat dimana hotel tempat kami menginap besok malam. Disinilah petualangan kami dimulai…




Perjalanan ke Pantai Sanur

Setelah keluar dari dermaga atau pelabuhan Gilimanuk bus kami melaju kencang membelah hutan yang sangat lebat. Jalannya lurus dan sepi serta sangat gelap gulita hanya disinari oleh lampu bus kami. Suasana yang sunyi ini membuat kami sangat ngantuk. Tak lama semua penumpang bus kami tertidur, Sungguh perjalanan yang sangat jauh.
Sekitar jam setengah 5 waktu Bali, kami sudah berada di kota Denpasar. Kami akan munuju ke pantai Sanur sekaligus untuk menuaikan ibadah sholat subuh. Tak terasa kami sudah berada di pantai sanur.

Pantai Sanur

Kami sampai di pantai Sanur jam setangah 5 waktu bali. Sebelum ke Pantai Sanur kami sholat subuh di Masjid di dekat Pantai Sanur. Kami ke Pantai Sanur jam 5. Di sanalah tempat yang kami tuju pertama kali. Di Pantai Sanur kami melihat matahari terbit. Sayangnya cuaca mendung jadi kami tidak dapat melihat matahari dengan jelas. Teman-teman semua banyak yang bermain di penggir pantai. Aku pun menjadi ikutan untuk bermain air karena asik.

Saya istirahat di tembok karena kelelahan bermain. Saya ditanyai oleh penduduk sekitar asal kami dari mana. Saya pun berbincang-bincang cukup lama. Tak lama teman-teman saya datang menghampiri saya dan ikut berbincang-bincang dengan penduduk sekitar.
Kami kembali ke bus sekitar jam 7 untuk meneruskan perjalanan ke hotel penginapan. Sambil berjalan menuju ke bus kami berfoto-foto. Teman saya pun ada yang mengajak Turis untuk ikut berfoto dengan kami. Sesampainya di bus kami harus menunggu teman yang belum datang. Di bus saya berbincang-bincang dengan Guru saya. Namanya Pak Kalis. Saya di beri crita lucu. Kata Pak Kalis teman saya waktu tidur di bus mengigau dan minta makan pagi, padahal waktu itu masih jam 2 malam. Saya pun langsung tertawa mendengar cerita itu.
Setelah beberapa menit bus kami langsung berjalan menuju Hotel penginapan kami. Di perjalanan saya tidak sabar untuk melihat hotel kami. Teman-teman saya juga tak sabar sampai di hotel. Seperti apa hotel kami?
Ke Hotel I Made Bali

Jam setengah 7 kami rombongan SMPN 3 Tulungagung melanjutkan perjalanan ke hotel I Made Bali untuk Check In. Di perjalanan ke hotel banyak hamparan padi yang luas dan indah. Kami sangat terpaku dengan keindahan tersebut. Sungguh asing buat kami berada di Bali ini. Gedung-gedungnya yang sangat megah-megah. Kami selalu melihat turis asing yang sedang berlari pagi. Tak aneh jika banyak turis Bali kan tempatnya banyak orang dari mancanegara.
Setelah 20 menit kami pun tiba di hotel. Hotel Made Bali terletak di jalan Sempai di, Denpasar Bali. Sampai di sana kami harus menunggu rombongan dari SMPN I T.A untuk Check out. Karena hotel SMP 1 dengan SMP 3 sama. Tapi bedanya mereka berangkat duluan lebih dulu 3 hari sebelum kami berangkat. Jam 8 kami sudah berada di Hotel, kami Check In sambil menghirup nafas sebentar menikmati indahnya Bali. Sungguh besar hotelnya, ada tempat parkir kusus untuk bus. Apa hotel ini kusus untuk rombongan yang banyak seperti kami ini?
Hotelnya nyaman sekali di tempati meskipun biayanya cukup murah tapi sebanding dengan itu. Kamarnya yang lumayan luas dan disediakan TV. Saya sambil menunggu teman yang sedang mandi, saya dan temannya saya berjalan ke lantai atas untuk melihat pemandangan Bali dari atas. Hamparan padi yang luas membuat kami sangat senang. Tak sangka kami sudah berada di hotel yang berada di Bali.
Kira-kira jam 10 pagi rombongan kami akan berangkat menuju ke salah satu tempat wisata yaitu Tanjung Benoa Nusa Dua. Kami langsung cepat-cepat menuju ke bus setelah selesai mandi. Dan tak lama kami pun berangkat.


Perjalanan ke Tanjung Benoa Nusa Dua

Hari itu adalah hari pertama kami di Bali. Terasa asing sekali bangunan-bangunan yang ada di pekarangan rumah warga. Setiap rumah pasti mempunyai pura. Tapi saya sudah menyadari kalau itu memang kepercayaan atau adat di Bali.
Saat rombongan kami berjalan ke Pantai Nusa Dua, ternyata masing-masing bus ada pemandu wisatanya, pemandu tersebut di sewa oleh biro perjalanan kami. Perjalan menjadi mengasikan karena adanya pemandu tersebut. Saat ditengah-tengah perjalanan seluruh penumpang bus disuruh untuk melihat keluar bus. Sungguh aneh ada pohon kelapa yang bercabang 3. Konon katanya barang siapa yang bias melihat pohon tersebut bisa awet muda, Tapi itu semua hanya mitos.
Sekitar pukul setengah 11 rombongan sudah mendekati Pantai Nusa Dua. Di sekitar jalan itu banyak Hotel yang bertaraf Internasional. Saya sangat kagum betapa modernnya bangunan-bangunan itu. Tak lama kemudian kami pun sampai di Pantai Tanjung Benoa Nusa Dua.

Pantai Tanjung Benoa Nusa Dua

Kami tiba di Pantai Tanjung Benoa sekitar pukul 11 WITA. Di Tanjung Benoa suhu sangat panas, tetapi di pantai sangat ramai sekali. Turis asing sangat banyak, turisnya juga tinggi-tinggi sekali. Di pantai pasirnya lembut dan pemandangannya juga indah sekali. Ada yang menyewa perahu untuk pergi ke pulau penyu, berfoto-foto, bercanda, lari-lari, ada juga yang beli minuman. Kami pun mainan air untuk meredam panasnya hari. Hari yang panas membuat kami bermalas-malasan di pinggir pantai. Tapi itu semua sepadan dengan keindahan pantainya yang membuat hati ini menjadi senang.

Jam 12.00 kami disuruh untuk makan siang di Tanjung Benoa. Makanan disana cukup berbeda dengan di jawa tapi enak juga. Pantai Tanjung Benoa memang pantai yang bertaraf internasional. Fasilitasnya lengkap dan mewah. Setelah rombongan puas selesai makan siang, kami istirahat sebentar di dekat bus. Kami berkumpul karena satu kelas itu tidak satu bus kami menceritakan hal-hal pada saat perjalaan tadi. Banyak teman-teman saya yang mengeluh tentang panasnya hari ini. Tapi syukurlah sudah boleh masuk ke bus jadi tidak panas lagi karena bus kami ber- AC. Tak lama kemudian kami melanjutkan perjalanan. Kali ini kami akan pergi ke Puja mandala


Perjalanan Menuju ke Puja Mandala

Kami pun melanjutkan perjalanan dari Pantai tanjung Benoa ke Puja Mandala. Disana kami akan istirahat sambil menuaikan ibadah sholat dhuhur. Karena waktu sudah menunjuk waktu sholat dhuhur. Di perjalanan banyak anak yang tidur, tidak ada yang mendengarkan pemandu bus. Jelas saja karena mereka sudah kelelahan. Hari ini kan hari pertama dan meraka baru saja malakukan perjalanan yang sangat jauh. Pikir saja Tulungagung-Denpasar betapa jauhnya itu. Kira-kira jaraknya sekitar 250 Km. dan mereka pun kadang di perjalanan tidak istirahat malahan bercanda di dalam bus dengan teman-temanya.
Kira-kira 30 menit kami hampir mendekati Puja Mandala. Sungguh ngantuk dan lelah menjadi satu di dalam tubuh kami meskipun begitu kami tetap bersemangat karena kami tidak akan mensia-siakan waktu di Bali in

Puja Mandala



Akhirnya sampailah kami di Puja Mandala tepat jam 12 siang, tempat yang sejuk dan indah pemandangannya. Di Puja mandala inilah semua tempat ibadah agama-agama di dunia ada di sini. Mulai dari agama Islam. Kristen, Katolik, hindu, dan Budha. Bangunan itu semua adalah Masjid, Gereja, Pura dan Wihara. Puja Mandalah adalah contoh supaya kita tetap menjalin kerukunan dan kebersamaan walaupun beda agama sekalipun. Bangunan-bangunan itu sangat megah sekali, masjidnya yang sangat besar dan tinggi di tambah menara yang indah pula. Bangunan-bangunan itu sangat terlihat rukun, berjajar menjadi bangunan-bangunan yang sangat dicintai oleh pemeluk-pemeluk agamanya.


Disanalah kami menuaikan ibadah sholat. Kami langsung menuju ke masjid, dan langsung mengambil air wudlu. Di Puja Mandala, kami sholat Dhuhur dan Ashar yang di jama’tadim, agar nanti tidak usah sholat lagi. 10 menit kmudian kami selesai menuaikan sholat. Kami pun istirahat sambil makan-makanan yang dijual disekitar Puja Mandala. Sopir bus pun juga tidur-tiduran di atas busnya masing-masing. Sungguh lelah perjalanan tadi malam membuat badan terasa pegal-pegal dan ngantuk. Karena di hotel tadi kami tidak bisa istirahat lama karena harus langsung menuju ke tempat pariwisata.
Waktu sudah menunjukan jam 2 kami harus melanjutkan perjalanan. Jika terlalu lama, nanti tempat pariwisata yang lain tidak bisa di datangi karena keburu malam. Dan akirnya kami berangkat, tempat pariwisata kali ini adalah GWK atau Garuda Wisnu Kencana.


Perjalanan Menuju ke Garuda Wisnu Kencana (GWK)

Kami akan melanjutkan perjalanaan ke GWK. Tempat nya berada di atas bukit sekitar 100 m dari permukaan laut. Perjalanan ini membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Karena jarak tempat dari Puja Mandala cukup jauh. Di perjalanan pemandu wisata menjelaskan tentang patung GWK tersebut. Kaya pemandu wisata sekitar 10 tahun lagi direncanakan akan di renofasi. Patung tersebut akan dibuat yang lebih besar.
Setelah waktu berlalu 1 jam, pemandu bus kami mengatakan kalau sudah berada di area GWK yang lumayan besar, patungnya pun terlihat dari area parker. Bus kami l;angsung mencari tempat parkir. Akirnya anak-anak yang tertidur waktu perjalanan di bangun





Garuda Wisnu Kencana

Akirnya sampailah Kami di tempat tujuan yaitu GWK. Kami langsung turun bus dan langsung menuju ke pintu masuk GWK. Saya pun yang waktu itu tertidur langsung dibangunkan oleh temannya saya. Yah, lumayan jauh berjalan ke pintu masuknya karena parkir bus kami tergolong jauh.
Setelah kami masuk, kami masih harus berjalan menaiki tangga yang lumayan tinggi. Tetapi kami tak putus semangat karena kami penasaran dengan patung GWK tersebut. Teman-teman banyak yang sudah kelelahan tapi kami trus berjalan. Saat kami menaiki tangga teman-teman juga banyak yang berfoto karena situasi untuk berfoto sangat bagus. Dan akirnya sampailah di tempat patung GWK tersebut.

Sungguh indah patungnnya seperti kepala manusia sungguhan. Kami sangat kagum karena sangat besar, kami berfikir berapa lama patung tersebut di buat dan berapa biaya untuk membuat patung tersebut. Karena patung yang di buat itu sangat-sangat indah. Pemandangan dari atas sini pun juga sangat indah karena letak patungnnya yang berada di atas bukit. Jadi hampir sebagian pulau Baki terlihat dari atas sini. Di sekitar samping patung GWK juga ada patung kepala burung yang juga sangat besar. Selama 1 jam kami istirahat di dekat patung tersebut. Bayak yang berfoto-foto disini. Turis-turis juga ada banyak disini. Mereka ada yang mengajak teman kami berfoto bersama.
Karena kami sudah lama berada di GWK kami pun kembali ke bus. Kami melewati sebuah toko baju dan pernak-pernik tentang Patung GWK. Mulai dari gantungan kunci, boneka, baju bergambar, sampai miniatur patung GWK. Setelah kami sampai di bus kami istirahat sebentar sambil menunggu teman-teman yang lain. 15 menit kemudian kami melanjutkan perjalanan.






Perjalanan Menuju ke Joger

Kali ini kami akan menuju tempat untuk membeli pernak-pernik yang paling terkenal di Bali yaitu Joger. Jogger terletak di dekat pantai Kuta. Perjalanan Dari Patung GWK ke Joger membutuhkan waktu sekitar 1 jam setengah, Karena terletak lumayan jauh. Diperjalanan kami melewati bandara Internasional Ngu’rah Rai. Yang sekitarnya banyak hutan bakaunya. Hutan bakau disini masih terjaga kelestariannya, karena masyarakat Bali masih perduli dengan kelestarian utan bakaunya.
Nanti bus kami akan di parkir di suatu tempat yang sudah tetapkan. Karena bus tidak boleh masuk ke sekitar Joger karena kotanya sangat ramai sekali. Saat bus berhenti kami di beri sebuah karcis untuk naik mini bus untuk kendaraan selanjutnya ke Joger. Karena tempat parkir bus dengan Joger sangat jauh sekali. Sekitar 3 Km dari parkir bus.



Joger

Setelah kami sampai di tempat parkir bus kami langsung turun dan langsung menuju ke tempat mini bus. Ketika mini bus sudah penuh kami langsung menuju ke Joger. Di jalan kendaraan yang melintas sangat banyak turis-turis juga banyak yang melintas menggunakan motor. Pertokoan di pinggir jalan sangat banyak, kebanyakan mereka menjual baju.
5 menit kemudian kami sampai di Joger. Lumayan ramai di Joger karena banyak sekali wisatawan. Karena tempat nya yang kecil membuat kami berdesak-desakan untuk masuk. Didalam sangat ramai sekali sampai-samp[ai saya tidak bisa untuk memilih baju. Akhirnya saya ke ruang pernak-pernik yang berada di depan.
Selesai membeli baju dan pernak-pernik kami langsung cepat-cepat keluar karena di dalam sangat panas. Sambil menunggu teman-teman kami berjalan-jalan di sekitar Joger untuk melihat-lihat toko pernak-pernik kalau ada barang yang menarik untuk di beli.
Kami tidak menyangka kalau kami berada di dekat Pantai Kuta. Tapi sayang guru kami tidak mengijinkan kami untuk pergi ke Pantai Kuta. Padahal Pantai Kuta itu kan sangat indah dan semua orang ingin ke Pantai Kuta. Kami semua sangat sedih, karena ke bali kan ingin melihat Pantai kuta juga tetapi tidak di ijinkan. Tak disangka hari mulai sore dan kami harus kembali ke tempat parkir bus kami dengan naik kendaraan umum. Kali ini kami harus menggunakan uang saku kami untuk ongkosnya. Setelah kami sampai di bus kami menunggu teman-teman yang lain sambil istirahat. Sekitar jam 5 kurang kami melanjutkan perjalanan. Karena Joger adalah tempat terakhir singgahan kami jadi kami kembali ke hotel.









Perjalanan Menuju ke Hotel

Lelah dan lapar sudah menghantui kami. Tetapi hilang oleh rasa gembira saat di dalam bus. Pak Sopir kami meminta kami untuk karaokenan dan berjoget. Laju bus pun di perlambat untuk menikmati suasana malam di Bali dan agar saat berjoget anak-anak tidak terjatuh. Sangat baik hati sekali Pak Sopir kami karena biasanya sopir jika terganggu saat mengemudi akan marah tetapi Pak Sopir kali ini sangat senang. Saat teman kami ada yang bernyanyi suaranya seperti Almrhum Mbah Surip dan kebetulan lagu yang dinyanyikan juga lagunya beliau. Karena lagu tersebut Pak Sopir jadi ikut tertawa bersama kami. Sungguh senang dan gembira menyatu di dalam bus kami yang menghilangkan rasa lelah dan lapar.
Akhirnya tak terasa kami sudah sampai di hotel dan ternyata gara-gara laju bus kami yang lambat membuat bus kami datang paling terakir. Tetapi tidak apa-apa meskipun begitu kami tetap senang.



Hotel I Made Bali

Sampai di hotel sekitar pukul setengah 7 sore. Kami langsung ke kamar kami masing-masing. Kami mandi dan langsung menuju ke tempat makan untuk makan. Setelah makan kami bercanda dan kumpul-kumpul di halaman hotel untuk menikmati malam yang indah ini. Listrik yang mati membuat malam ini semakin indah. Di hotel suasananya sangat gelap gulita. Sejak kami selesai makan listrik di hotel padam dan hingga jm 8 mulai menyala lagi. Saya dan teman sekamar saya jalan-jalan keliling hotel. Sekitar pukul setengah 10 kami kembali ke kamar untuk istirahat. Kami tertidur sekitar jam 11 malam.
Kami terbangun sekitar pukul setengah 5 pagi dan langsung mandi. Sesudah mandi kami berjalan-jalan ke tempat makan untuk melihat sudah waktunya makan apa belum karena semalam kami makan tidak terlalu banyak. Karena terlihat kasihan kami dimasukan ke ruang makan milik guru. Sebetulnya kami malu tapi gimana lagi namanya orang kelaparan jadi ya masuk saja. Akhirnya kami bisa makan juga. Setelah makan kami di ajak ngobrol oleh Guru-guru yang kebetulan juga kenal akrab dengan kami. Kami bercerita dan saling tanya jawab tentang perjalanan kemarin. Saya juga tertawa-tawa mendengar cerita Guru kami.
Sekitar jam 8 kami harus bersiap-siap. Karena kami akan menuju ke tempat pusat kerajinan Batik Galuk Celuk. Yang berada di hamper 1 jam lebih dari Hotel kami.


Perjalanan Menuju ke Batik Galuk Celuk

Kami berangkat dari hotel sekitar jam setengah 9 pagi. Karena tempatrnya yang lumayan jauh membuat kami harus bersabar. Pemandu wisata kami bercerita tentang adat istiadat di bali agar kami tidak jenuh waktu perjalanan. Pemandu wisata pun mengajak tebak-tenakan, dan juga mengajak kami untuk berkaraoke bersama.
Saya bingung kenapa dalam perjalanan di bali ini saya tidak menemukan sekolah SD maupun SMP. Teman-teman saya pun langsung bertanya kepada Pemandu Wisata. Kata Pemandu sekolahan-sekolahan itu berada di dalam gang-gang dan tidak berada di pinggir jalan raya. Kami langsung bingung kenapa begitu tetapi saat mau bertanya kami sudah sampai di tempat tujuan jadi tidak tahu.


Batik Galuk Celuk

Kami sampai di Batik Galuk Celuk sekitar jam setengah 10. Kami langsung masuk kedalam dan melihat-lihat. Di dalam ada banyak bangunan-bangunan adat bali. sebagian besar terdapat ukiran-ukiran di setiap bangunan itu dan kebanyakan berasal dari bahan kayu. saya sangat kagum dengan tempat ini dari depan Batik Galuk Celuk ini terlihat kecil namun setelah masuk kedalam sungguh besar sekali.
Setelah selesai melihat-lihat bangunan, kami pergi ke tempat penjualan batik-batik. Didalam sudah banyak yang melihat-lihat. Jenis-jenis dan bahan batik juga banyak sehingga teman saya membeli juga bingung mana yang di beli. Karena di dalam sangat panas saya keluar dan duduk-duduk di dekat bus. Tetapi teman saya tetap didalam untuk memilih batik, katanya untuk oleh-oleh yang di Tulungagung.
Karena lama menunggu jadi saya tidur-tidur di dalam bus. Tak lama kemudian teman-teman semua berdatangan. Katanya disuruh kembali ke bus untuk melanjutkan perjalanan. Setelah ini kami akan pergi ke Putra Barong. Untuk melihat pementasan dram


Perjalanan Menuju ke Putra Barong

Kami berangkat dari Batik Galuk Celuk sekitar jam setengah 10 karena pementasannya jam 10 jadi kami cepat-cepat menuju ke Putra Barong. Di perjalanan bus melaju cepat agar kami tidak ketinggalan pementasan. Kami sangat ingin tahu pementasan apa yang ada di Putra Barong. Pemandu Wisata pun menceritakan apa saja yang akan di pentasan. Karena cerita tersebut kami jadi tidak sabaran untuk menunggu sampai di Putra Barong.
Akhirnya tepat jam 10 kami sudah sampai di Putra Barong. Syukurlah pementasannya belum di mulai jadi kami tidak terlambat untuk melihatnya. Setelah bus selesai parkir kami langsung turun dan menuju ke tempat Pementasannya.


Putra Barong


Setelah kami sampai, kami langsung turun Bus dan langsung manuju ke tempat pementasan. Kami harus cepat-cepat mencari tempat duduk agar tidak kehabisan tempat duduk Karena yang melihat lumayan sangat banyak. Saat pementasan mau di mulai saja banyak orang sudah kehabisan tempat duduk. Jadi mereka berdiri di tempat paling atas karena terdapat tempat yang lumayan luas tapi tidak ada tempat duduknya.
Setelah lama menunggu akirnya pementasan dimulai. Saya sebetulnya bingung dengan urutan ceritanya. Tapi tarian dan dramanya membuat orang tertawa. Saya dan teman-teman pun ikut tertawa terpingkal-pingkal. Karena dramanya yang sangat lucu. Tetapi saat adegannya mulai habis. Dramanya menjadi sangat seram. Orang-orang menusuk dirinya sendiri, tapi itu semua tidak sungguhan.
Saya mulai mengerti ceritanya saat di beri selembaran kertas. Yang berisi alur cerita tersebut. Ternyata ceritanya tidak serumit yang saya pikirkan.
Karena pementasannya sudah selesai jadi kami kembali ke bus dan melanjutkan perjalanan. Setelah ini kami akan menuju ke toko pernak-pernik Shadewa.







Perjalanan Menuju ke Shadewa

Sekitar jam 11 kami berangkat ke toko Shadewa. Disini terdapat berbagai pernak-pernik dan terdapat seni tenun dari Bali. di perjalanan banyak dari teman saya yang tidur, mereka tidak mendengarkan apa yang di bicarakan oleh Pemandu Wisata. Jelas saja sejak pagi mereka tidak istirahat tadi malam pun mereka banyak yang tidak tidur. Guru-guru kami pun banyak yang jengkel dengan ulah teman-teman saya. Mereka baru bisa tidur sekitar jam 1 malam. Sehingga pagi ini atau siang ini mereka merasa ngantuk dan tidak bisa menikmati pariwisata ini.
Sekitar jam setengah 12 kami sudah hamper mendekati Shadewa. Teman-teman yang tidur di bangunkan semua. Stelah 5 menit kami pun seudah sampai di Shadewa.







Shadewa

Kami sampai di Shadewa sekitar jam setengah 12 lebih. Kami pun langsung turun dan masuk ke toko itu. Di dalam berisi aneka pernak-pernik asli dari Bali. Mulai dari patung, gatungan kunci, hingga lukisan. Disini juga terdapat baju asli dari Shadewa. Saya bingung mau membeli, disini banyak sekali yang saya sukai tetapi saya lebih memilih ke gantungan kunci. Shadewa ini katanya masih baru buka, toko ini baru didirikan jadi tidak semua orang mengetahuinya dan tempatnya yang cukup jauh dari keramaian wisatawan. Di Shadewa juga terdapat kerajinan tenun, petenunnya juga sudah mahir menenun terlihat dari cara mereka menenun. Salah satu dari teman saya mencoba menenun tapi hasilnya kurang dari rata-rata. Namanya saja tidak bisa menenun jadi hasilnya jelek.
Setelah semua selesai bebelanja kami pun langsung naik bus lagi. Di dalam bus kami saling memperlihatkan hasil belanja kami, ada yang tertawa karena ada anak membeli patung yang lucu. Tak disangka ternyata Pemandu Bus kami juga membeli pernak-pernik, pemandu tersebut membeli kalung yang sangat indah, karena bagus teman saya rela kembali ke toko unuk membeli kalung tersebut. Di Shadewa harganya cukup miring, membuat banyak anak yang membeli disini. Ada teman kami yang berbelanja cukup banyak katanya untuk oleh-oleh. Setelah dirasa sudah siap berangkat kami pun berangkat menuju ke tempat persinggahan selanjutnya. Kami akan singgah di pusat oleh-oleh Cening Ayu. Di Cening Ayu Kami juga akan makan siang dan istirahat sebentar untuk melepas lelah.


Perjalanan Menuju ke Cening Ayu

Kami ke Cening Ayu sekitar jam 12 lebih. Di sana nanti kami akan membeli oleh-oleh makanan khas Bali. Di perjalanan kami saling canda tawa membicarakan belanjaan kami. Pemandu Wisata pun juga tidak ketinggalan dengan pernak-perniknya. Sambil menerangkan sejarah Bali Pemandu tersebut juga memberitahu bahan-bahan dari pernak-pernik. Kata Pemandu bahannya juga ada yang berasal dari Jawa Timur. Kebanyakan bahan-bahan Impor, karena di Bali masih kurang sumber daya alamnya. Yang membuat kami penasaran, kenapa toko Shadewa tadi sepi pengunjung padahal di sana lengkap dan dekat dengan jalan yang selalu di lintasi wisatawan.
Karena kami hampir sampai jadi kami bersiap-siap turun. Nanti di sana kami akan di bagi menjadi dua bagian. Bagian satu adalah bus 1, 2, dan 3, mereka akan makan siang dulu setelah kami sampai dan dan bagian dua bus 4, 5, dan 6 membeli oleh-oleh. Setelah bagian satu sudah selesai makan siang dan kami sudah berbelanja ganti kami yang akan makan siang dan mereka berbelanja. Tak lama kemudian kami sudah sampai di Cening Ayu.



Cening Ayu
Pusat Jajanan Bali

Setelah kami sampai di Cening Ayu kami langsung turun dan mengambil posisi masing-masing. Saya yang berada di bus 6 lebih dulu berbelanja dan mereka yang berada di bus 1 lebih dulu makan siang. Kami langsung masuk ke toko dan memilih jajanan. Di dalam banyak sekali jajanan dari yang minuman sampai makanan. Di Cening ayu juga ada makanan yang hampeir sama dengan makanan yang ada di Jawa. Makanan tersebut sama-sama dibungkus dengan daun jagung tapi isi makanan tersebut tidak sama dengan makanan Jawa. Di Cening Ayu juga boleh mencicipi makanan-makanan tersebut. Minuman di Cening Ayu juga ada banyakm, minuman yang berbahaya maupun yang tidak berbahaya. Yang berbahaya adalah minuman yang mengandung alkohol, tapi tidak di sediakan bagi kami karena kami dilarang untuk minum minuman yang beralkohol. Disini harga jajananya cukup murah kisaran Rp 10.000,- hingga Rp 30.000-.
Setelah kami selesai berbelanja kami pun pergi ke tempat makan siang. Tempatnya berada di belakang toko. Makanannya banyak pilihan yang dapat menggoda perut kami. Pada waktu makan teman saya yang jail memotret anak yang sedang makan dan ekspresi anak itu lucu jadi membuat kami tertawa. Setelah kami selesai makan kami duduk-duduk di pinggir bus ada juga yang tidur-tiduran juga.
Sekitar jam 2 kami disuruh kembali ke bus untuk melanjutkan perjalanan. Setelah ini kami akan menuju ke Monumen Perjuangan Rakyat Bali.


Perjalanan Menuju ke Monumen Perjuangan Rakyat Bali

Dalam perjalanan ini kami akan melihat monument perjuangan rakyat Bali untuk mengusir bangsa Portugis dari Pulau Bali. Kira-kira perjalanan akan memerlukan waktu 1 jam, sehingga kami harus cepat-cepat berangkat agar hari ini tempat wisata yang akan kami kunjungi bisa terlampaui. Pemandu wisata kami menceritakan tentang monument itu. Sungguh besar dulu perjuangan rakyat bali untuk mengusir penjajah. Karena perjuangan itulah monumen ini di bangun.
Setelah 1 jam kami sudah sampai di monumen Perjuangan Rakyat Bali ini. Tetapi kami harus masih berjalan jauh karena monument tersebut di tengah-tengah taman yang sangat luas.


Monumen Perjuangan Rakyat Bali




Setelah kami sampai di Monumen Rakyat Bali, bus kami di parkir di pingir jalan raya disini tidak di sediakan tempat parkir kusus. Sesudah turun dari bus kami berjalan menuju Monumen tersebut. Monumen tersebut berada di tengah-tengah taman yang sangat luas sekali. Hampir 20 kalinya alun-alun Tulungagung. Manumen tersebut sangat tinggi sekali dan lebar membentuk lingkaran.

Didalam monument tersebut ada foto-foto dan rekayasa pertempuran rakyat bali dengan penjajah. Terdapat juga kolam dan ditengah-tengahnya ada tangga melingkar yang terbuat dari kayu. Jika tanga tersebut di naiki kita bisa mencapai lantai yang atas. Di lantai atas terlihat pemandangan pulau Bali yang sangat indah, Bus kami pun juga terlihat dari atas. Saya berfikir, berapa lama membuat monument yang megah ini, monumemmya saja terbuat dari batu kali yang dibentuk balok-balok dan disusun secara teratur.
Disini teman-teman saya banyak yang berfoto dengan ukiran-ukiran yang ada. Ukiran tersebut bertulisan memakai huruf Bali asli, tetapi jika dilihat sungguh-sungguh tulisan tersebut hampir sama dengan tulisan di Jawa.
Karena sudah waktunya kami melanjutkan wisata ini jadi kami kembali ke bus. Setelah dirasa sudah lengkap kami pun berangkat. Setelah ini kami akan pergi ke Kintamani.


Perjalanan Menuju Ke Kintamani

Kami mulai melanjutkan perjalanan sekitar jam 3 lebih. Kali ini merupakan perjalanan yang cukup lama karena tempatnya cukup jauh sekali. Kintamani terletak diatas gunung dan harus melewati jalan yang berliku-liku. Kiri-kanan hanya ada pepohonan jarang sekali rumah penduduk terlihat. Ini di karenakan wilayah ini merupakan daerah tebing dan daerah yang amat sepi. Tak terlihat satu pun pengendara motor yang berani melintas sendirian. Bus kami pun juga tertinggal lumayan jauh. Karena terhenti oleh lampu lalu lintas dan terhenti cukup lama sekali. Di dalam bus suasana sangat sepi, kata pemandu melintas di daerah ini tidak boleh ramai. Nanti mengganggu dewa-dewa yang ada di sekitarnya, itu hanya kepercayaan rakyat bali saja.
Kami pun sampai dengan wajah yang sedikit sedih, karena cuacanya tidak mendukung tetapi kami tetap bersemangat melihat keindahan dari Kintamani.


Kintamani


Saat kami sampai kintamani cuaca sudah tidak mendukung. Awan sudah berwarna hitam siap untuk menjatuhkan air, tetapi tidak mematahkan semangat kami untuk melihat kindahan Kintamani. Sesudah turun dari bus kami masih harus berjalan kurang lebih 200 meter untuk mencapai tempat melihat kindahan Kintamani.
Tak lama kami sudah sampai di tempatnya, disana bayak sekali pejual makanan dan pernak-pernik. Kintamani adalah suatu tempat yang berada di seberang danau. Di sana terkenal dengan upacara pemakamannya, orang yang sudah meninggal tidak di bakar seperti halnya upacara di Bali (Ngeben) Tapi justru di taruh di bawah pohon yang sudah di keramatkan. Mayat dari orang yang meninggal itu hanya dibungkus oleh kain dan di taruh begitu saja. Karena pohon tersebut bau tak sedap yang berasal dari mayat itu tidak tercium, Karena sudah di serap oleh pohon tersebut (Ilmiah). Tapi mnurut kpercayaan bau itu hilang karena di ambil oleh penunggu dari pohon tersebut.
Kami disana saling berfoto-foto, tak disangka terjadi hujan kami pun langsung berlari ke tempat parkir bus yang jauh. Banyak dari kami yang basah kuyuh terkena hujan yang sangat lebat ini. Saya pun berteduh di sebuah gedung yang tinggi. Setelah hujan mulai tak lagi lebat saya dan teman-teman berlari kearah bus kami. Karena hujan kami akan langsung melajutkan perjalanan. Setelah semua lengkap kami pun melanjutkan perjalanan.



Perjalanan Menuju ke Pasar Sukowati

Selanjutnya kami akan pergi ke Pasar Seni Sukowati, kira-kira membutuhkan waktu 1 jam Dari Kintamani. Sepanjang perjalanan kami terus diguyur hujan yang lebat kami berdoa agar nanti di Pasar Sukowati tidak terjadi hujan. Tak berapa lama hujan pun sudah reda kami semua sangat senang bisa membeli oleh-oleh di pasar seni Sukowati karena di pasar inilah harga bisa nego/ditawar. Jadi pwergi ke pasar ini harus pandai-pandai menawar barang jika tidak ingin mendapat harga yang mahal.
Karena kehujanan tadi kami kedinginan di dalam bus dan membuat kami menggigil. Tapi syukurlah kami sudah sampai di pasar seni ini. Yang bajunya basah pun langsung ganti baju agar tidak masuk angin. Anak-anak yang sudah ganti baju langsung menuju ke Pasar yang berada di antara rumah-rumah penduduk.










Pasar Seni Sukowati




Pasar Seni Sukowati yang kami singgahi adalah Pasar Seni Sukowati yang ke 5 atau pasar Seni Sukowati yang terbaru. Karena Pasar Seni Sukowati yang lainnya pasti ramai, jadi rombongan kami memilih pasar ini karena sepi. Kami langsung berjalan menuju ke pasar yang berada di antara rumah-rumah penduduk.
Setelah sampai kami langsung memilih barang yang ingin di beli. Saya pun dengan teman saya memilih membeli baju karena disini rata-rata harga bajunya kisaran Rp 10.000,- hingga Rp 20.000,-, jadi cukup murah untuk di beli. Di pasar ini juga terdapat lukisan-lukisan, tas, dompet, kalung, sepatu, dsb. Saya tidak ketinggalan dengan momen ini setelah saya menemukan barang saya cari saya langsung menawarnya. Saat tawar-menawar itulah bagian yang saya sukai, karena kita bisa menentukan harga yang mampu kita beli. Teman-teman saya juga banyak yang sudah saling tawar-menawar ada juga yang sudah mendapatkan barang yang mereka inginkan. Di pasar seni ini kami mempunyai banyak sekali waktu. Sekitar 2 jam lebih jadi kita tidak perlu tergesa-gesa.
Karena hari mulai malam kami langsung kembali ke bus. Di Pasar Sukowati ini lah wisata untuk hari ini berakir. Ketika semua sudah naik bus, kami langung berangkat bus kami memilih untuk berangkat belakangan karena kami akan mengadakan perpisahan dengan Pemandu Bus kami karena besok mereka tidak bisa memandu kami lagi. Besok di Bali akan ada upacara adat dan mereka juga akan mengikuti upacara tersebut.




Perjalanan Menuju ke Hotel I Made Bali

Inilah perjalanan terakir kami menuju ke Hotel karena besok adalah hari terakir kami berada di Bali. Besok setalah dari danau Bedugul tempat pariwisata terakir kami, kami semua tidak kembali ke hotel kami akan langsung kembali ke Tulungagung.
Karena besok hari terakir dan hari perpisahan kami dengan Pemandu bus maka kami satu bus karaokenan hingga meramaikan bus. Pemandu bus kami pun ikut-ikutan, suasananya sangat meriah. Bus kami berjalanan sangat lambat dari sebelumnya agar kami tidak cepat sampai ke hotel. Kernet bus yang sebelumnya tidak mau menyumbang lagu sekarang jadi mau menyumbang. Teman-teman saya pun juga semuanya ikut bernyanyi bersama-sama, Sungguh perpisahan yang sangat menyenangkan.
Setelah dirasa mau sampai dengan hotel, pemandu menyanyikan lagu perpisahan yang sangat menyentuh. Teman-teman semua berfoto dengan pemandu wisata dengan di ikuti alunan suara pemandu yang sangat indah, Lagunya pun membuat kami semua sedih. Setelah selesai menyanyikan lagu tersebut pemandu langsung berpamitan dengan menyampaikan salam perpisahan sambil sedikit mengeluarkan air mata, karena terharu dengan suasana yang sangat mengharukan.
Setelah kami sampai di hotel dan siap untuk turun kami semua bersalaman satu-persatu untuk saling mengucap salam perpisahan. Kami sampai di hotel sekitar jam 7 dan nanti sekitar jam 8 ada pentas karaoke di hotel yang sudah di persiapkan oleh biro perjalanan kami.



Hotel I Made Bali

Setelah kami sampai di hotel masing-masing dari kami menuju ke kamarnya masing-masing untuk mandi dan istirahat kami melanjutkan untuk makan malam. Semua anak-anak yang sudah selesai mandi bergegas menuju ke tempat makan yang berada di belakang hotel. Kami saling bercanda ria di belakang sambil menikmati hidangan yang sudah di siapkan. Di iringi musik dari panggung yang ada di depan, makan malam semakin seru dan nikmat serasa di rumah sendiri.
Setelah selesai makan kami menuju ke panggung yang berada di depan hotel untuk melihat pentas karaoke. Setiap kelas diharap menampilkan satu pertunjukan yang bagus. Biro kami juga mendatangkan penyanyi dangdut. Banyak sekali anak-anak yang menjoget di depan panggung sambil di iringi oleh musik-musik yang kas dengan kota tulungagung. Tak disangka pemandu kami juga bernyanyi, suaranya sangat bagus sekali. Semua anak-anak berdiri dan melambaikan tangannya.
Hari mulai larut, pentas tersebut akhirnya di bubarkan oleh Kepala Sekolah dan menyuruh anak-anak untuk kembali ke kamarnya masing-masing untuk mengemasi barang-barangnya agar besok tidak terlambat untuk pulang. Sekitar jam 11 malam guru-guru kami berkeliling untuk menyuruh anak-anak tidur.
Pagi harinya kami langsung mandi dan berkemas-kemas dan menuju bus untuk meletakkan barang-barang kami di bus. Kami langsung menuju ke tempat makan untuk makan pagi. Setelah makan kami mengobrol dengan teman-teman dan berjalan-jalan ke pinggir jalan raya untuk melihat suasana pagi di Bali. Akhirnya jam 8 kami di suruh masuk ke bus untuk menuju ke tempat pariwisata. Tempat yang akan kami datangi adalah Tanah Lot atau disebut juga Pura di Tengah Laut.


Perjalanan Menuju ke Tanah Lot

Kami berangkat dari jam 8 pagi, perjalanan ini hanya membutuhkan waktu 30 menit. Di jalan-jalan kendaraan yang melintas tergolong sepi karena adanya upacara adat. Kebanyakan orang-orang berjalan kaki dan memakai baju putih. Mereka menuju ke Pura yang dekat dengan rumah mereka masing-masing. Bus bisa melaju kencang adanya jalan yang sepi ini dan memilih jalur utama agar cepat sampai. Di bus terasa sepi karena tidak ada pemandu wisata biasanya kami saling bercanda dan saling bertanya tentang adat di Bali. Semua teman-teman saya terlihat bosan ada yang biasanya aktif bertanya ke pamandu menjadi hanya melamun saja. Padahal di bus kami sudah di hibur dengan film yang sudah di putar di televisi bus. Sungguh bosan perjalanan kali ini.
Tak begitu lama kami pun sudah mendekati daerah Tanah Lot. Teman-teman pun langsung terlihat ceria kembali yang sebelumnya terlihat lesu. Setelah bus memasuki area parkir kami semua bersipa-siap untuk turun, bus kami berhenti di depan jalan menuju ke Tanah Lot. Kami langsung turun dan menunggu pengumuman selanjutnya.











Tanah Lot

Sekitar jam setengah 9 lebih kami sampai di Tanah Lot. setelah bus berhenti kami langsung turun dari bus yang berada di depan pintu masuk ke Tanah Lot. Kami masih harus menunggu bus lain yang masih belum datang. Sekitar jam 9 kami sudah bisa masuk kedalam Tanah Lot. Kami masih harus berjalan sekitar 300 M dari tempat parkir bus karena tempatnya yang jauh.
Tetapi sayang ombaknya tinggi jadi kami tidak bisa mendekat ke Puranya tersebut tetapi sudah bisa dinikmati dari tempat jauh. Banyak teman kami yang saling berfoto Turis-turis pun juga banyak yang di ajak berfoto. Saya sendiri dan teman-teman saya hanya duduk-duduk di batu karang yang ada di pingir pantai. Yang paling membuat kami tertawa adalah waktu teman-teman dari bus lain terkena ombak yang sangat besar mereka menjadi basah. Mereka tidak tahu bahwa ada ombak besar yang datang, turis-turis juga menertawakan mereka. Setelah terlalu lama kami kembali ke bus.
Di sepanjang perjalanan kembali ke bus banyak anak-anak yang membeli pernak-pernik di toko-toko di pinggir jalan. Sangat banyak macamnya hingga teman kami bingung mau membeli apa. Setelah sampai di bus kami langsung masuk karena akan melanjutkan pariwisata. Kami akan menuju ke Danau Bedugul.

Perjalanan Menuju ke Danau Bedugul

Kami memulai perjalanan sekitar jam 11 siang. Dalam perjalanan ini kami semua tidur untuk menghilangkan rasa bosan. Di sepanjang perjalanan kami melewati hutan-hutan, kebanyakan berkabut jadi pemandangan tidak cukup terlihat jelas. Cuacanya tak begitu panas disini karena mendung.
Sekitar jam 12 kami sudah sampai di Danau Bedugul. Setelah bus mendapat tempat parkir yang nyaman kami semua turun dan manuju ke Danau yang berada 200 m dari temapat bus kami parkir.



Bedugul

Pemandangan di Danau Bedugul sangat indah sekali. Banyak sekali kapal-kapal yang di tambatkan. Sekali menyewa kapal untuk berputar mengelilingi Danau kita harus membayar sekitar Rp 100.000,- cukup mahal buat kami semua tetapi sepadan dengan apa yang di tunjukan. Anak-anak yang lain berjalan-jalan ke sekitar Danau yang ada rumput-rumput hijaunya. Ada juga anak yang menyewa pancing untuk memancing di Danau. Kami satu kelompok hanya tidur-tidur di atas rumput hijau tersebut sambil menikmati pemandangan yang ada.
Karena waktu sudah jam 1 kami menuju ketempat makan. Banyak anak yang sudah makan terlebih dahulu. Ternyata kamilah yang terakir makan karena tadi setelah datang mereka langsung munuju ke tempat makan. Setelah selesai makan kami kembali ke bus untuk melanjutkan perjalanan.
Tempat inilah tempat pariwisata yang terakir kami kunjungi setelah ini kami akan melakukan perjalanan menuju ke Pelabuhan Gilimanuk untuk menyeberang ke Pulau Jawa.


Perjalanan Menuju Ke Pelabuhan Gilimanuk

Kami memulai perjalanan sekitar jam setengah dua siang. Perjalanan ini membutuhkan waktu yang sangat lama sekali diperkirakan kami akan sampai sekitar pukul 6 sore di Pelabuhan.
Setelah dari Bedugul kami akan melewati sebuah gunung yang sangat tinggi. Puncak dari gunung tersebut tidak terlihat, gunung tersebut berada di dekat Bedugul. Sewaktu bus sudah melewati hutan yang sangat lebat jalan menjadi berkelok-kelok tajam. Saat beberapa lama kami berada di puncak jalan di sana suasana sangat berkabut sekali, jalanan menjadi basah dan licin. Suasana dalam bus itu sangat tegang sekali jalanan yang berkelok-kelok tanjakan yang curam dan jalanan yang sangat licin membuat bus kami sangat sunyi. Kabutnya seperti hujan gerimis ini di karenakan tempatnya yang berada di ketinggian.
Setelah kami melewati gunung tersebut kami akan istirahat di masjid di wilayah penduduk yang beragama islam. Disana kami akan istirahat dana menuaikan Ibadah sholat Dhuhur dan Asyar. Banyak anak-anak yang pusing dan mual-mual setelah melewati gunung tadi, di Masjid tersebut anak-anak yang pusing di beri pertolongan. Setelah lama berada di masjid kami akhirnya melanjutkan perjalanan. Di dalam perjalanan banyak anak-anak yang tidur karena lelah. Di perkirakan kami nanti akan singgah di suatu pantai yang berada di jalur perjalanan kami.





Pantai Lovena



Sekitar jam setengah 4 sore kami berhenti di Pantai Lovena. Di pantai inilah tempat istirahat yang cocok, karena pemandangan yang sangat indah dan banyak sekali penjualnya. Kebanyakan disini penjual buah klengkeng. Biro kami membagikan buah klengkeng untuk di makan. teman-teman saya banyak berfoto dan saling bermain di pinggir pantai yang indah ini ada juga yang hanya duduk-duduk di atas beton pembatas. Di samping pantai ada tebing yang lumayan tinggi yang membuat pantai ini menjadi semakin indah.
Sekitar jam setengah 5 kami melanjutkan perjalanan ke Paelabuhan Gilimanuk. Suasana di dalam bus sangat sunyi anak-anak banyak yang tidur.
Sekitar jam setengah 5 kami sampai di Pelabuhan Gilimanuk. Disana sangat sepi hanya ada penjual-penjual makanan saja.









Gilimanuk


Pemandangan di pelabuhan sangat indah pada waktu sore hari. Kami naik ke kapal feri sekitar jam 6 karena tadi kami masih harus antri untuk masuk ke kapal. Pemandangan matahari terbit dari kapan feri sangat indah. Tak begitu lama bulan pun muncul memperlihatkan sinarnya yang indah. Ombak laut lumayan tinggi yang mengakibatkan kapal kami di bergoyang-goyang di atasnya. Penyeberangan ini memerlukan waktu lebih dari setengah jam.
Jam 8 malam kami sudah mendarat di Pelabuhan ketapang di pulau Jawa. Tak disangka kami sudah berada di pulau jawa tanah kelahiran kami. Kami selanjutnya akan berhenti di rumah makan untuk makan malam.







Perjalanan Menuju ke Tulungagung

Setelah dari Pelabuhan ketapang kami langsung menuju ke rumah makan. Disana kami makan malam bersama. Kami melanjutkan perjalanan sekitar pukul 9 malam. Kami memerlukan 7 jam perjalanan untuk sampai di Tulungagung. Kahirnya kami pun semua tidur agar tidak pusing waktu perjalanan.
Sekitar jam 4 kami sampai di Kab. Kediri untuk menuaikan ibadah Sholat Shubuh. Di sana kami sangat ngantuk sekali dan tidaj tahu bahwa kami sudah berada di Kab Kediri. Kami saling bertanya-tanya akhirnya kami di beri tahu oleh Guru kami. Kami langsung kaget setelah kami di beri tahu kalau kami sudah berada di Kab Kediri. Jelas saja kami semalaman tidur terus.
Kami menuju ke Tulungagung sekitar jam 5 pagi. Perjalanan ini hanya butuh waktu 1 jam saja. Kami semua saling bercanda di dalam bus karena waktu perjalanan tadi malam ada salah satu dari teman kami yang mengigau. Anak itu menjadui bahan pembicaraan kami.
Jam 6 kurang kami sampai di tulungagung. Setelah sampai di SMPN 3 tulungagung kami langsung turun dan saling menunggu jemputan dari oran tua.


Inilah perjalanan kami selama berada di Pulau Bali. Sangat mengesankan sekali kami jadi ingin kembali ke sana sekali.

Kamis, 18 Februari 2010

Resensi Novel "Bila Malam Bertambah Malam " Tahun 66-an

Unsusr-unsur Intrinsik Novel

 Judul Buku : Bila Malam Bertambah Malam
 Pengarang : Putu Wijaya
 Cetakan : Cetakan tahun 66-an
 Tema : Cinta dan Keangkuhan Manusia
 Tokoh : - Gusti Biang : Pemarah, Egois, Sombong
- Wayan : Baik Hati, Setia, Lucu
- Nyoman : Baik Hati, Sabar, Setia
- Ratu Ngurah : Baik, Bijaksana, Rendah Hati, Setia
 Latar : Di Tabanan Bali
 Amanat : Setiap orang harus menghargai satu sama lain tanpa
harus membedakan kasta atau derajat
 Alur : Campuran
 Sudut Pandang : Orang pertama pelaku utama
 Gaya Penulisan : Memakai bahasa Indonesia

Sinobsis
Di Tabanan Bali
Gusti Biang adalah janda almarhum I Gusti Rai seorang bangsawan yang dulu sangat dihormati karena dianggap pahlawan kemerdekaan.Gusti Biang hanya tinggal bersama dengan Wayan,seorang lelaki tua yang merupakan kawan seperjuangan I Gusti Ngurah Rai dan Nyoman Niti seorang gadis desa yang selama kurang lebih 18 tahun tinggal di puri itu.Sementara putra semata wayangnya Ratu Ngurah telah lima tahun meninggalkannya karena ia sedang menuntut ilmu di jawa.
Sikap Gusti Biang yang masih ingin mempertahankan tatanan lama yang menjerat manusia berdasarkan kasta,membuat ia sombong dan memandang rendah orang lain.
Nyoman Niti yang selalu setia melayani Gusti Biang,haru rela menelan pil pahit akibat sikap Gusti Biang yang menginjak-injak harga dirinya.Telah lama Nyoman Niti ingin meninggalkan puri itu karena ia sudah tdak sanggup menahan radang kemarahan terhadap Gusti Biang.Namun Nyoman selalu urung manakala Wayan yang selalu baik dan menghiburnya membujuknya untuk bersabar dan tetap setia menjaga Gusti Biang demi cintanya pada Ratu Ngurah.
Nyoman Niti tak kuasa lagi menahan emosi yang bertahun-tahun ia pendam manakala Gusti Biang benar-banar menindasnya. Gusti Biang menuduh Nyoman akan meracuninya dengan obat-obatan yang Nyoman berikan. Bahkan Gusti Biang tidak segan-segan memukul Nyoman dengan tongkat gadingnya.
menimpa ia dan Gusti Biang terulang lagi. Wayan juga Akhirnya Nyoman Niti pun bergegas meninggalkan puri itu. Wayan pun tak mampu menahan kepergiannya. Tapi alangkah terkejutnya Nyoman ketika Gusti Biang membacakan biaya yang dikeluarkannya membiayai Nyoman selama kurang lebih 18 tahun. Nyomn tidak menyangka Gusti Biang setega itu akhirnya Nyoman pergi dengan berurai air mata dalam suasana malam yang sunyi.
wayan pun menyuruh Ngurah pergi mengejar cintanya yaitu Nyoman Niti. Wayan tidak ingin kejadian yang menasehati Gusti Biang agar merestui hubungan putranya dengan Nyoman. Ia juga mengingatkan cinta yang tak samapi antara dirinya dan gusti Biang hanya perbedaan kasta yang membuat kduanya begitu menderita akhirnya Gusti Biang yang bernama asli Sagung Mirah merestui hubungan Ratu Ngurah dan Nyoman.

Resensi Novel "Anak dan kemenakan " Tahun 45-an

Unsusr-unsur Intrinsik Novel

 Judul Novel : Anak dan Kemenakan
 Pengarang : Marah Rusli
 Penerbit : Balai Pustaka
 Cetakan : Cetakan Tahun 1945-an
 Tema : kisah percintaan dua pasang anak manusia yang terhalang oleh adat
yang membagi tingkat kehidupan masyarakat
 Tokoh : - Mr.Muhammad Yatim : baik, bijaksana, penurut
- Puti Bidasari : baik, penurut pada orang tua
- Sitti Nurmala : baik, penurut
- dr.Aziz : baik
- Sutan Alamsyah Hopjaksa : bijaksana
- Baginda Mais : sombong, kaya
- Sutan Pamenan : suka berjudi, serig menikah
- Sutan Malik : jahat, penjudi
- Putri Renasari : orang tua yang masih memegang
adat

 Latar : - di rumah Sutan Alamsyah Hopjaksa
- di rumah Bola
- di Gedung Pengadilan Padang
- di rumah Putri Renosari
- di rumah Baginda Mais
 Amanat
Bahwa setiap perbuatan akan mendapatkan balasan yang setimpal. Tuhan pasti akan memberikan jalan setiap kita mengalami kesulitan. Kita harus taat dan patuh kepada orang tua, dan yang paling penting amanat dari novel ini adalah habis gelap terbitlah terang.
 Alur : Menggunakan alur campuran
 Sudut Pandang : Sudut pandang orang ketiga.
 Gaya Penulisan : Banyak menceritakan adat istiadat yang terdapat di daerahnya. Pada
umumnya dalam setiap novelnya pengarang menggunakan bahasa
melayu. Terdapat beberapa majas, diantaranya majas personifikasi,
majas metafora dan majas metonimia.








Sinopsis Novel

Mr. Muhammad Yatim, dr.Aziz, Puti Bidasari, dan Sitti Nurmala adalah empat orang yang sudah menjalin persahabatan dari kecil, mereka semua berasal dari keluarga bangsawan. Selain hubungan persahabtan, diantara kedua pasangan anak muda itu juga terjalin hubungan antara kekasih. Mr. Muhammad Yatim mencintai Puti Bidasari, yang merupakan adik angkatnya dan dibesarkan dalam satu keluarga yaitu keluarga Sutan Alamsyah dan istrinya Sitti Maryam. Sedangkan Sitti Nurmala menjalin hubungan dengan dr.Aziz. Sitti Nurmala merupakan putri dari saudagar kaya di Padang yaitu Baginda Mais dan istinya Upik Bunngsu.
Sutan Alamsyah Hopjaksa sangat bahagia atas kedatangan anaknya Mr. Yatim dari negeri Belanda yang sudah menyelesaikan sekolahnya sebagai Hakim Tinggi sehingga dia mendapat gelar Master Doktor, yang pada saat itu adalah gelar tertinggi di Padang, dan hanya Mr. Yatim yang mendapat gelar tersebut.
Sutan Alamsyah Hopjaksa ingin mempersandingkan anaknya Mr. yatim dengan keponakannya Puti Bidasari yang merupakan anak kakak perempuannya yaitu Putri Renosari dan Sutan Baheram, tapi lamaran Sutan Alamsyah ditolak, karena mereka tahu asal-usul Mr. Yatim yang bukan anak kandung Sutan Alamsyah. Mereka kira Mr. Yatim adalah anak tukang pedati yang miskin, meskipun dibesarkan dan diangkat anak oleh Sutan Alamsyah bahkan sampai disekolahkan dan mendapat gelar Mester Doktor di Negeri Belanda.
Adat tetap adat dan selalu membelenggu, mengukung dan membagi dalam tingkat kehidupan masyarakat, seperti halnya Putri Renosari yang ingin menikahkan anaknya dengan seorang bangsawan lagi. Bidasari akan dikawinkan dengan turunan bangsawan tinggi Sutan Malik, kemenakan Sutan Pamenan yang gemar berjudi dan menyabung ayam.
Biaya pernikahan Puti Bidasari dengan Sutan Malik ditanggung oleh Baginda Mais yang merasa diuntungkan dengan pernikahan Puti Bidasari dan Sutan Malik, karena kesempatan untuk menikahkan putrinya Sitti Nurmala dengan Mr. Yatim terbuka lebar.
Akankah Mr. Yatim menikah dengan Bidasari ataukah akan bersanding dengan Sitti Nurmala sebagaimana permintaan ayah angkatnya Sutan Alamsyah, sedangkan Sitti Nurmala adalah kekasih dr. Aziz yang merupakan sahabat karibnya dari kecil.

a. Tahapan Awal
Ketika pesta perayaan penyambutan Mr. Yatim, Baginda Mais meminta kepada Sutan Alamsyah untuk menjadikan Mr. Yatim sebagai menantunya, yaitu untuk dinikahkan dengan Sitti Nurmala. Sutan Alamsyah menolak permintaan Baginda Mais, karena Mr. Yatim sudah bertunanngan dengan Puti Bidasari, walaupun pertunangan itu belum resmi. Hal tersebut sangat mengecewakan Baginda Mais.

b. Tahapan Pertikaian
Putri Renosari dan Sutan Baheram menolak lamaran Sutan Alamsyah untuk dinikahkan dengan Mr. Yatim, karena perbedaan status sosial antara keturunan bangsawan dengan anak tukang pedati yang miskin. Selai itu Putri Renosari merasa bahwa pertunangan Mr. yatim dan Puti Bidasri diputuskan secara sepihak, mereka sebagai oarang tua kandung Puti Bidasari tidak diajak berunding. Putri Renosari mengucapkan kata-kata yang sangat menyakitkan keluarga Sutan Alamsyah. Kejadian tersebut menimbulkan perpecahan hubungan diantara kakak beradik tersebut.

c. Tahapan Perumitan
Puti Bidasari dibawa pergi dari rumah Sutan Alamsyah oleh kedua orang tuanya dan dilarang bertemu dengan Mr. Yatim. Hal yang paling membuat Mr. Yatim terguncang adalah ketika dia mendengar bahwa kedua orang tua yang sudah membesarkan dan memberikan kasih sayang, ternyata bukan orang tua kandung. Sutan Alamsyah menerima lamaran Baginda Mais untuk menjadikan Mr. Yatim sebagai menantunya dengan tiga syarat, yaitu: pernikahan Mr.Yatim harus dilaksanakan pada hari yang sama dengan pernikahan Puti Bidasari. Kedua, pernikahan Mr.Yatim harus lebih meriah dibandingkan pernikahan Puti Bidasari. Dan yang ketiga jika ada sesuatu hal yang membatalkan pernikahan Puti Bidasari maka pernikahan Mr.Yatim pun harus dibatalkan. Syarat yang ketiga ini membuat Baginda Mais bingung.
d. Tahapan Puncak
Mr.Yatim diminta untuk menikah dengan Sitti Nurmala oleh kedua orang tua angkatnya, dia merasa bingung jalan apa yang harus dia ambil. Disisi lain Sitti Nurmala adalah kekasih sahabatnya sejak kecil yaitu dr.Aziz, disisi lain dia tidak bisa menolak permintaan ayah angkatnya yang sudah membesarkan dia dan menyekolahkannya sampai menjadi orang yang sangat dihormati dan dikagumi di Padang, alas an yang paling memberatkan Mr.Yatim adalah karena dia sangat mencintai Puti Bidasari yang pada waktu itu akan dinikahkan kepada Sutan Malik yang mempunyai tabiat yang sangat buruk, gemar berjudi dan menyambung ayam. Pada suatu hari Puti Bidasari mengirim surat kepada Mr.Yatim yang isinya bahwa Puti Bidasari akan bunuh diri, karena tidak mau dipaksa kawin dengan Sutan Malik.
e. Tahapan Peleraian
Tibalah saatnya pernikahan Puti Bidasari dengan Sutan Malik yang dilaksanakan pada hari yang sama dengan pernikahan Mr.Yatim dengan Sitti Nurmala. Mr.Yatim menikahi Sitti Nurmala adalah sebuah rekayasa yang sudah direncanakannya dengan dr.Aziz dan Siti Nurmala. Setelah satu hari menikahi Sitti Nurmala, Mr.Yatim langsung menceraikannya. Hari itu Puti Bidasari merasa putus asa, karena akad pernikahannya dengan Sutan Malik akan segera dilakukan, tapi beberapa saat datanglah dr.Aziz, dia memanggil Sutan Pamenan untuk berbicara sebentar. dr.Aziz meminta Sutan Pamenan untuk membatalkan pernikahan keponakannya dengan Puti Bidasari dan kalau tidak, terpaksa dr.Aziz akan melaporkan Sutan Malik Kepada polisi karena dia terlibat dalam kasus pembakaran rumah tetangganya yang menewaskan satu orang. Dengan kasus itu Sutan Malik pasti dipenjara, karena Sutan Pamenan sangat menyayangi keponakannya maka dia membatalkan pernikahan itu. Akhirnya pernikahan Mr.Yatim pun batal, karena tidak mau menanggung malu maka Baginda Mais menikahkan puterinya Sitti Nurmala dengan dr.Aziz
f. Tahapan Akhir
Akhirnya Putri Renosari dan Sutan Baheram menerima lamaran Sutan Ali Akbar yang tidak lain pamannya Mr. Yatim, yang berasal dari Iderapura. Orang tua Bidasari sudah mengetahui bahwa sebenarnya Mr. Yatim adalah keturunan bangsawan tinggi yang setara dengan anaknya. Dengan terungkapnya jati diri Mr. Yatim, tidak ada lagi yang dapat menghalangi hubungannya dengan Bidasari, termasuk adapt istiadat masyarakat Padang. Setelah Mr. Yatim dan Puti Bidasari menikah mereka pindah ke tanah Jawa, karena Mr. Yatim dipindah tugaskan.

Kutipan
*****
Hanya Puti Bidasari lah yang belum yakin benar akan hal itu, lebih – lebih jika teringat dia akan sindiran temannya Siti Arbiyah di Teluk Bayur pagi itu. oleh sebab itu hendak diajuknya hati saudara sepupunya ini kepadanya, supaya dapat ia memperoleh kepastian, masih tetapkah hati Mr.Yatim kepadanya, sebagai dahulu atau telah berubah. Kesempatan yang baik, ada sekarang, karena mereka hanya berdua di serambi sisi rumahnya, tempat yang terang – terang samar, karena disinari lentera hijau yang tergantung agak keluar. (halaman 17)
Jangan kau sangka aku telah menurutkan saja hawa napsuku yang tak patut itu. dengan segala daya upaya dan tenaga batinku telah ku usahakan melenyapkan perasaan ini. Tetapi sia – sia belaka. Apa dayaku? Jangankan hilang atau berkurang, bahkan menjadi bertambah – tambah hebat, sehingga tak dapat lagi aku bercerai lama dengan engkau. (halaman 22)
Ku harap sudilah engkau menerima aku sebagai suamimu nanti. Bagaimana pikiranmu Bida? Dapatkah engkau mengabulkan hasrat hatiku yang sudah lama ku pendam dalam cita – cita hatiku? “Tanya Mr.Yatim” seraya mendekati Puti Bidasari dan memegang tangannya. “aku menurut saja,” jawab Puti Bidasari dengan suara yang hampir tidak kedengaran. Dengan segera Mr.Yatim memeluk Puti Bidasari lalu menciumnya pada kedua belah pipinya, bukan dengan ciuman saudara, tetapi ciuman kekasih. (halaman 23)
Mr.Yatim dan Puti Bidasari sangat terharu melihat kesukaan hati kedua sahabat karibnya ini, karena diketahui mereka, apabila Mr.Yatim dan Puti Bidasari telah kawin, tentulah Baginda Mais tidak akan meminang Mr.Yatim lagi untuk Sitti Nurmala dan besarlah kemungkinan, saudagar ini akan menerima dr.Aziz kembali, untuk dijadikan menantunya. (halaman 64)
Yatim anak mu? Anakmu dari mana? Dari tukang pedati malin batuah di Indarung? Pada sang kamu kami tidak tahu asal usul Yatim ini, sehingga hendak kau perbodoh kami dengan mengatakan ia anak kandungmu dari istrimu di Indarung itu. jika benar, siapa istrimu itu, bila engkau kawin dengan dia, dan dimana dia sekarang? Kalau ia telah meninggal dunia, sebagai katamu dahulu, dimana kuburannya? Siapa ibu bapaknya? Biarpun disepuh emas selancung kilat tembaga tampak jua. (halaman 71)
“Dan aku sebagai mamak kandung Bidasari tidak akan menyetujui dan akan menghalang – halangi perkawinan itu” baru menjawab Sutan Alamsyah dengan marahnya pula.(halaman 73)
“Sabar Bida, sabar! Turutkan dahulu kemauan mereka buat sementara, sebab merewka sedang marah. Jika diadu beliung dengan ruyung, niscaya rusak keduanya. Apabila telah kembali pikirannya, niscaya akan timbul juga ingatan yang baik dan kita sementara itu akan dapat pula berkira – kira.”(halaman 76)
“Jangan khawatir! Jika perjodohan kita memang ada, tak seorang manusia pun dapat menceraikan kita. Bukankah garam di laut, asam di darat bertemu juga dalam kuali? Tetapi jika perjodohan itu tidak ada, diakhirat kita akan bertemu juga kembali.”(halaman 76)
Tak ada yang tetap, melainkan Tuhan. Sekaliannya berubah – ubah. Yang susah akan menjadi senang dan yang hina akan menjadi mulia juga. Sekaliannya ini bukan kata – kataku saja, tetapi sesunguhnya keyakinan yang ditimbulkan oleh perasaanku. Oleh sebab itu, aku yakin pula keadaanmu sekarang inipun akan menjadi baik kembali dan cita – citamu akan sampai juga. Buah kemenangan yang diperoleh sesudah peperangan, sebagai kau ketahui, akan lebih lezat rasanya daripada buah kemenangan yang diperoleh sebagai hadiah.(halaman 80)
Ketiga, andaikata engkau benar anak kandung Malim Batuah, apatah salahnya jika engkau dapat mencapai pangkat yang setinggi ini. Bahkan lebih baik, kalau engkau dapat meningkat setinggi itu, karena itulah suatu tanda, bahwa bangsa kita suatu bangsa yang pandai, karena bukan bangsawan dan cendikiawan saja, tetapi orang kebanyakan dapat melompat ke derajat yang tinggi. (halaman 87)
Penderitaan rupanya sungguh mendatangkan kekariban. Kecelakaan Sitti Nurmala semakin menambah kesayangan Mr.Yatim kepadanya, sehingga pengharapan Baginda Mais bertambah besar akan dapat mendudukkan anaknya adengan Mr.Yatim, karena menurut kata dr.Aziz, Sitti Nurmala tak lama lagi akan sembuh benar dari lukanya.(halaman 142)
Tetapi biarpun bagaimana juga, biarpun engkau sesungguhnya anak seorang tukang pedati, cintaku kepadamu tetap sebagai sediakala: Tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan. (halaman 144)
Alangkah bengis kebangsawanan itu! alangkah kejam adapt pusaka lama kota Padang ini! Tiada menenggang hati orang, tiada mengindahkan perasaan jiwa. Barang siapa tidak menurut aturannya, tiada sesuai dengan adapt istiadatnya, tiadalah dapat diterimanya, walaupun anak kandungnya sendiri sekalipun. (halaman 145)
Lama keduanya tiada berkata-kata, karena tak dapat mengeluarkan suara. Hanya tangan Sitti Nurmala yang memegang tangan Mr. Yatim dengan eratnya, sebagai dengan demikianlah hendak ditanyakannya ini, bagaimana sedih dan pilu hatinya dalam kemalangan mereka yang tak dapat ditolongnya. (halaman 148)
Apa hendak kukata adikku? Aku terikat oleh perasaan berhutang budi kepada ayahku. Dapatkah kutolak penuntutan bela ayahku ini yang telah berjasa sekian besarnya keatas diriku? Dengan apa akan kubalas gunanya, kalau permintaannya yang sekecil ini tak dapat ku luluskan? (halaman 151)
Ya Allah mengapa aku boleh jadi sedemikian ini? Lupa kepada Allah dan lupa kepada kebenaran, hanya karena hendak menurut kebiasaannegariku yang melebihkan kemenakandari anak, sedangkan pepatah mengatakan: Anak dipangku kemenakan dibimbing. (halaman 175)
Tatkala kadi mengucapkan perkataan, “Aku terima … “Tiba-tiba kedengaran olehnya sura dr. Aziz dengan lantangnya : “Engkau Sutan Pamenan, untuk keselamatan Sutan Malik, kemenakan Engkau, hamba minta supaya perkawinan ini diundurkan sebentar”. Bidasari terkejut, lalu diangkatnya kepalanya dan dibukanya matanya, hendak melihat, benarkah yang berkata-kata itu dr, Aziz atau orang lain. (halaman 213)
Sungguhpun demikian kedua mereka tak dapat berkata-kata atau berbisikpun untuk menyatakan kekuatiran mereka ini, karena pengantin Padang, lebih-lebih dalam bersanding dua, jangankan berkata-kata atau berbisik-bisik, mengerlingpun tak boleh, apalagi kepada kelaminnya, sehingga masing-masing menahan perasaan hatinya ini sendiri-sendiris sebagai sibisu bermimpi terasa ada, terkatakan tidak. (halaman 218)
Lafak kadi tidak didengarnya, tetapi tatkala sampai perkataan “Kabul” ke telinganya, yang menyatakan ia telah menjadi istri, jatuhlah ia kebelakang, tiada diingatnya dirinya lagi. Untunglah dengan segera dipegang, lalu diusung ketempat tidur pengantin dan dibaringkan di sana.(halaman 220)
“ Aku Aziz bukan Yatim.lihatlah benar-benar mukaku! Engkau tak menjadi istri Yatim, tetapi menjadi istriku, karena akulah yang mengawini engkau tadi. Bukan Yatim.” (halaman 221)
“ Hamba kemari ini mencari saudara tua hama, Sutan Ali Rasyid, yang telah berpuluh-puluh tahun meninggalkan Inderapura dan sampai sekarang belum kembali dengan tiada hamba ketahui dimana ia ada sekarang dan apakah ia masih hidup, walaupun pada rasa hati hamba ia telah tak ada di dunia ini lagi.” Disini suara Sutan Ali Akbar menjadi pilu bunyinya dan ia berhenti sesaat berkata-kata. (halaman 238)
Dimasa muda kami, rupa kami tak ubahnya dengan rupa anak engku Mr. muhammad Yatim ini, sehingga kami tadi terkejut, tatkala mula-mula melihat rupa anak engku ini dan pengharapan timbulah dalam hati kami, disini akan berhasil usaha kami. (halaman 239)
Ketika Sutan Ali Akbar akan memasang rokok nipahnya, tiba-tiba matanya terharu beberapa lama pada cincin emas bermata jamrud pada jari manis Mr. Yatim sehingga kayu api yang diunjukan Mr. Yatim habis terbakar. Jika tiada dibuang oleh Mr. Yatim untung api-api itu, niscaya terbakarlah jarinya, karena tangannya telah dipegang oleh Sutan Ali Akbar dengan kuatnya sebagai tiada hendak dilepaskannya lagi. (halaman 244)
Setelah laki – laki merokok dan perempuan memakan sirih, berkatalah Sutan ali Akbar kepada Sutan Baheram dan Putri Renosari: engku dan Puti! Maksud kami datang kemari adalah hendak meminang anak Engku dan Puti, yaitu Putri Bidasari untuk cucu dan anak kami, Mr.Sutan Muhamad Yatim. Tetapi sebelum itu baiklah hamba terangkan lebih dahulu siapa cucu hamba Mr. Sutan Muhamad Yatim itu yang diangkat anak oleh Engku Sutan Alamsyah, ipar Engku supaya hilanglah sangka – sangka yang mengatakan ia anak kandung Malin Batuah, tukang pedati ini, yang sengaja hamba bawa, untuk membuktikan, bahwa ia berasal dan berhak memakai tingkat kebangsawanan sutan dan dengan demikian setara dengan anak Engku dan Puti, Puti Bidasari,” lalu diuraikannya asal – usulnya di Inderapura, apa sebabnya abangnya, Sutan Ali Rasyid, sampai melarikan dirinya dengan keluarganya dari Inderapura dan bersembunyi di Padang, bagaimana ia mencari kakaknya itu dan bagaiman ia dapat mengenal cincin zamrud yang dipakai mr.Yatim sebagai cincin yang berasal dari abangnya itu. (halaman 314)
Sekarang yakinlah kami bahwa Mr.Yatim bukanlah anak Malin Batuah, melainkan anak bangsawan tinggi yang setara dengan anak kami. Oleh sebab itu hilanglah sekalian alangan kami, untuk menerimanya sebagai menantu dan mendudukkannya dengan Bidasari. Kami harap Engku dan rangkayo memaafkan kesalahan kami dahulu yang menyebabkan kami tidak dapat menerima Yatim. (halaman 315)
Setelah bertemulah Puti Bidasari dengan kekasihnya Mr.Sutan Muhamad yatim, yang menunggu di rumah dengan hati yang agak kuatir dan bata – bata dan akhirnya menjadi gelisah karena pengharapan yang belum tentu dapat, tiadalah dapat dikatakan bagaimana suka cita dan riang gembira keduanya, karena pertemuan kembali ini yang berarti pula akan dapat mencapai sekalian cita – cita mereka yang sekian lama telah di dendam mereka dan telah pula memberi putus asa kepda mereka. (halaman 320)
Puti Bidasari tidak berhenti – hentinya mencucurkan air matanya, tatkala memeluk dan mencium sahabat karibnya, terutama Sitti Nurmala, Zubaidah, Arbiyah, Saudah, dan kedua orang tuanya, yang menangis pula membalas peluk cium anaknya ini, sedang Mr.Sutan Baharsah pun acap kali tiada dapat menahan matanya menjadi merah, walaupun pada bibirnya kelihatan senyum simpul. (halaman 327)
Setelah keluarlah sekalian orang yang cerdik pandai dari Padang ini, tinggallah yang tua – tua yang masih kukuh memegang adapt istiadat kuno negerinya. Kepada merekalah terserah untung nasib bangsa dan negeri Padang ini. Apa yang dapat diperbuat mereka dan kemana akhirnya akan dibawa mereka bangsa dan negaranya, Tuhan saja yang akan tahu. Hanya yang terang dan nyata jika keadaan disini terus begitu, kerusakan dan kebinasaan juga yang akan menjadi nasib negeri ini,” kata dr.Aziz. (halaman 330)

Resensi Novel "Azab dan Sengsara" Tahun 30-an

Unsusr-unsur Intrinsik Novel

Judul buku : Azab dan Sengsara
• Pengarang : Merari Siregar
• Cetakan : Cetakan Pertama Tahun 1930-an
• Tema : Kehidupan Seorang Gadis
• Tokoh :
1. Mariamin adalah seorang gadis yang cantik dan baik hati.
2. Aminudin adalah seorang anak yang berbudi pekerti luhur sopan santun dan
sangat pintar.
3. Sutan Baringin adalah seorang yang berwatak keras dan sombong.
4. Nuria adalah seorang yang lembut, penyayang dan baik hati.
5. Bapaknya Aminuddin
6. Ibunya Aminuddin
7. Istri Aminuddin
8. Baginda Mulia
9. Marah Sait(Pakrol Bambu/Pengacara)
• Latar :
1. Di sebuah gubuk di tepi sungai di kota Sipirok
2. Di sebuah gubuk di tengah-tengah sawah
3. Sungai di kota Sipirok
4. Rumah Mariamin yang besar
5. Di Medan (Deli) di rumah Kasibun(suami Mariamin)
6. Di kebun tempat Aminuddin bekerja
7. Kampung A yang dikepalai oleh Bapaknya Aminuddin
8. Pekuburan Mariamin di sebrang jalan kampung A
• Amanat
Allah S.W.T menjadikan laki-laki dan perempuan dan mempersatukan mereka itu dengan maksud, supaya mereka itu berkasih-kasihan; si perempuan menyenangkan hati suaminya dan si suami menghiburkan hari istrinya. Maka seharusnyalah mereka sehidup semati, artinya; kesengsaraan sama di tanggung, kesenangan sama dirasa. Itulah kewajiban seorang suami istri.
• Alur
Alur novel ini campuran, yaitu alur maju dan alur mundur
• Sudut Pandang
1. Orang pertama tunggal yang ditandai dengan kata:
a. Adinda
b. Kakanda
c. Anakanda
2. Orang kedua yang di tandai dengan kata:
a. Anggi (adik)
b. Angkang (Kakak)
• Gaya Penulisan
Gaya penulisan novel ini adalah dengan menggunakan bahasa Indonesia dan dicampuri oleh bahasa Melayu.

SINOPSIS
Senja itu, di tepi kota Sipirok. Seorang gadis yang cantik jelita sedang duduk di atas sebuah batu besar.
Aminuddin adalah seorang anak kepala kampung di kampung A, harta ayahnya berlimpah dan sawahnya sangan luas, ayah dan ibunya sangatlah menyayangi Aminuddin, selain ia anak satu-satunya, ia juga anak yang berbudi pekerti luhur, sopan santun dan sangat pintar.
Aminuddin dan Mariamin adalah bersaudara, ibu Aminuddin adalah saudara perempuan Sutan Baringin (bapaknya Mariamin), tetapi mereka sekarang agak jauh, karena Sutan Baringin yang tadinya adalah seorang yang hartawan lagi bangsawan , kini telah tiada, dan kekayaannya yang berlimpah, kini telah lenyaplah sudah. Hal ini disebabkan oleh kelakuan Sutan Baringin yang suka sekali berperkara.
Pada suatu petang, mereka berdua pergi ke sawah. Pada saat itu langit terlihat sangat gelap, alamat akan adanya badai besar. Aminudinpun mengajak Riam pulang, tetapi karena pekerjaan Riam mengiangi padi belum selesai, maka Riam hendak menyelesaikan dahulu, akhirnya karena Aminudin tidak tega meninggalkan Riam, iapun membantu menyelesaikan pekerjaan Riam sampai selesai.
Semenjak kejadian itu Mariamin pun berhutang kepada Aminudin dan iapun mengenal makna ‘Hutang emas dapat dibayar, hutang budi dibawa mati’.
Ayah Mariamin dan ibu Aminudin adalah saudara sekandung, mereka hidup dengan bergelimpangan harta, ayah mereka seorang bangsawan dan sangat kaya di kota Sipirok.
Ketika sudah dewasa Sutan Baringin dinikahkan oleh ibunya dengan seorang gadis bernama Nuria (ibunya Mariamin),
Hari itu Sutan Baringin menerima surat dari Deli yang berisi bahwa kerabatnya itu akan segera pindah ke kampung halamannya, yaitu Sipirok. Kabarnya ia telah mendapat surat pindah dan bulan depan ia hendak pindah ke Sipirok.
Persausaraan mereka berawal dari kakek mereka, kakek mereka mempunyai istri kedua yaitu yang muda adalah nenek dari Baginda Mulia yang mengirim surat kepada Sutan Baringin, sedang istri pertama adalah nenek dari Sutan Baringin.
Pada sidang pertama Sutan Baringin kalah, kemudian ia meminta naik banding ke pengadilan yangkebih tinggidi Padang. Dan iapun menggunakan saksi-saksi palsu, tetapi tetap saja ia kalah, sehingga harta bendanya habis. Perkara ini berlangsung hingga lima tahun lebih.

• Setelah semua harta habis. Sapi dan kerbau telah habis dijual, sisanya tinggal rumah dan itupun harus diberikan kepada Baginda Mulia. Setelah jatuh miskin, sekarang Sutan Baringin terbaring lemah di atas tikar yang lusuh, badannya panas dan iapun selalu merasa dahaga. Namun demikian si istri selalu setia melayaninya, walaupun ia selalu disia-siakan Sutan Baringin.
• Setelah selesai berkata-kata, nafas Sutan Baringin tersendat-sendat, dan………………semoga ia pergi dengan tenang!!!
• Sepeninggal Sutan Baringin, amatlah susah ibunya Mariamin, Ia harus mencari upah untuk ,emdapatkan sesuap nasi. Begitu pula dengan Mariamin, Ia ikut ke sawah mencari upah membantu ibunya.
• Mariamin sudah beranjak dewasa, sudah sepantasnya Ia berkeluarga, akhirnya ibunya menanyakan kepada Mariamin tentang pernikahan, karena ada seorang pemuda yang memintanya.
• Aminudin berkirim surat kepada Mariamin, bahwasannya Ia telah mendapat pekerjaan di Deli, dan Mariaminpun membalasnya dengan suka cita.
• Selang beberapa saat Aminudin berkirim surat kepada ayahnya di Kampung. Ia hendak meminta Mariamin untuk menjadi istrinya. Tetapi orang tuanya merasa Mariamin tidak pantas untuk anaknya Aminudin, akhirnya mereka meminta gadis dari mara siregar, dan gadis itu adalah anak seorang kepala kampung, derajatnya sama, dan iapun sangat cantik. Setelah semuanya beres, ayahnyapun segera mengirim kawat kepada Aminudin yang isinya bahwa Ia akan membawakan gadis itu kepada Aminudin.
• Di Deli Aminudin bersiap-siap menyambut kedatangan Mariamin dengan girangnya, tetapi…..siapakah yang dibawakan ayahnya itu?
• Keesokan harinya Aminudin mengirim surat kepada Mariamin, Ia hendak memberitahukan kejadian yang menimpa cinta mereka. Apakah yang terjadi dengan Mariamin???
• Hari-hari dilalui Mariamin dengan menyibukan diri bekerja, dua tahun sudah Ia bekerja, tapi pada tahun ini Ia akan berangkat ke Padangsidempuan bersama seorang pemuda yang akan menikahinya. Sebenarnya Ia tidak mau, tapi ibunya selalu membujuknya, apa boleh buat???
• Setelah tiba beberapa hari di Medan, Mariaminpun tahu bahwa suaminya mempunyai penyakit yang sangat membahayakan, apabila mereka berhubungan intim tentulah Mariaminpun akan tertular penyakit itu juga. Fikiran Mariaminpun kacau,,,”Menerima ajakan suaminya untuk berhubungan intim atau menolaknya?”. Akhirnya Mariamin memutuskan untuk menjaga badannya dari sentuhan suaminya dan menyuruh suaminya berobat dengan giat.
• Siksaan demi siksaan dirasakan Mariamin. Disaat malam Mariamin aiusir dari ranjang, mau keluar, pintu kamar telah dikunci oleh suaminya itu, mau tidur di lantai, lantai itu telah diguyur air oleh Kasibun, Mariaminpun hanya bisa menangis, tapi bila tangisan Mariamin terdengar, maka Mariamin dipukulnya, dan apabila ia merasa lelah untuk bangun, maka Ia memukul Mariamin dengan tongkatnya.
• Karena Mriamin merasa tidak kuat, keesokannya Ia pergi ke kantor polisi untuk melporkan kelakuan suaminya kepada polisi, dan setelah itu pengadilan berjalan. Kasibun hanya didenda 25.000 rupiah, dan Mariamin dipulangkan ke kampungnya, ke kota Sipirok dengan membawa rasa malu, karena Ia tidak bisa memelihara rumah tangganya.
• Apa yang terjadi dengan Mariamin???
• Ia tidak ada di gubuk di pinggiran sungai itu, mungkinkah ada di Kampung A? di kampung ayah Aminudin? Tidak, Ia tidak ada di kampung itu, tapi kita lihat ke sebrang jalan dari kampung ayah Aminudin itu, lihatlah kuburan yang baru itu, tanahnya masih merah…….itulah tempat Mariamin, anak dara yang saleh itu, untuk beristirahat selama-lamanya. Dan disanalah air mata itu kering karena suatupun tak ada yang menyusahkan hati. Azab dan sengsara ini telah tinggal di bumi, berkubur dengan jasad badan yang kasar itu.

Resensi Novel "Salah Asuhan" Tahun 20-an

Unsusr-unsur Intrinsik Novel

 Judul Buku : Salah Asuhan
 Pengarang : Abdul Muis
 Cetakan : Cetakan Pertama Tahun 1920-an
 Tema : Perkawinan yang memandang perbedaan ras, kultur, bangsa,
agama, suku dan latar
 Tokoh : a. Hanapi
b. Corre du Bussee
c. Orang Tua Hanapi
d. Istri hanapi
e. Pihak ketiga
f. Masyarakat
 Latar : - Sekolah
- Rumah
- Rumah Majikan
- Kampung Halaman
 Amanat :
Pendidikan sangat penting terutama pendidikan di masa kecil. Satu hal yang menjadi perhatikan yaitu pendidikan yang kurang pada diri orang tua yang menyebabkan seringkali memberikan jawaban yang tak masuk akal dan cara mendidik anak yang kurang memadai dalam sosialisasinya.

 Alur : Campuran
 Sudut Pandang : Tokoh utama menjadi pelaku utama yang lainnya sebagai
pelaku Sampingan
 Gaya Penulisan : Menggunakan Bahasa Indonesia



SINOPSIS
Tokoh utama kisah ini adalah Hanapi, seseorang yang dididik secara barat baik di sekolah maupun di rumah yang mana diharapkan kelak menjadi orang pandai. Sayang pendidikannya memberikan bentuk yang salah dalam diri Hanapi yaitu menjadi kebarat-baratan dan menganggap adat timur itu jelek. Bahkan menjadikan Hanapi sering memandang rendah orang lain. Tokoh kedua Corrie du Bussee yang merupakan anak blasteran Prancis dan Indonesia. Corrie dikisahkan sebagai kawan sepermainan Hanapi yang kelak berubah menjadi orang yang dicintai.

Pada awalnya cinta Hanapi bertepuk sebelah tangan karena pengaruh masyarakat dan peranan orang tua. Dilanjutkan dengan Hanapi yang dipaksa menikah dengan orang yang tidak dicintainya. Alhasil kehidupan keluarga Hanapi bagaikan majikan dan pelayan rumah tangga yang menyebabkan banyak mendapat kecaman dari masyarakat.

Akibat sebuah keadaan, Hanapi harus pergi jauh dan disana ia bertemu lagi dengan Corrie. Dimulailah benih-benih cinta yang telah padam itu tumbuh. Akhirnya mereka menikah meskipun memiliki hambatan besar yaitu perbedaan bangsa. Akibatnya banyak penolakan dari masyarakat, perbedaan pendapat, pertengkaran dan fitnah.

Belum selesai kesengsaraan mereka, datang lagi pihak ke-3 yang menyebabkan hilangnya rasa percaya dan berakhir dengan sebuah perceraian. Karena perasaan api cinta tersebut masih ada maka usaha Hanapi untuk menggapai kembali masih menggelora. Tapi sayang ungkapan perasaan bahwa mereka saling mencintai tersebut tercapai ketika Corrie sekarat yang mana satu hari kemudian meninggal.

Hancur perasaan Hanapi menyebabkan ia kembali ke kampung halaman. Tapi apa daya istri terdahulunya tak mau tinggal serumah. Dengan perasan tak berguna, Hanapi meminum sublimat (racun) yang mana menyebabkan ia harus pergi dari dunia ini. Tapi sebelum mengakhiri hayatnya, Hanapi berpesan kepada ibunya agar anaknya dididik dengan sebaik-baiknya dan jangan mengikuti jejak ayahnya yang salah tersebut.

Minggu, 17 Januari 2010

TITANIC

Harian New York Herald melaporkan bencana Titanic.
RMS Titanic (juga SS Titanic) merupakan yang kedua dari tiga kapal penumpang super yang bertujuan untuk mengawali perniagaan perjalanan trans-Atlantik. Dimiliki oleh White Star Line dan dibuat di galangan kapal Harland and Wolff, Titanic merupakan kapal uap penumpang terbesar di dunia pada masa peluncurannya. Pada saat pelayaran pertamanya, Titanic menabrak gunung es pada 23:40 (waktu kapal), Minggu, 14 April 1912, dan tenggelam dua jam empat puluh menit kemudian pada 2:20 pagi hari Senin.
Bencana tersebut mengakibatkan kematian lebih 1.500 orang, menjadikannya sebagai bencana laut terburuk semasa aman dalam sejarah dan sampai kini paling termashyur. Titanic dilengkapi dengan teknologi paling maju pada masa itu dan orang awam percaya bahwa ia “tidak mungkin tenggelam”. Ia amat mengejutkan bagi orang banyak bahwa walaupun dengan teknologi modern dan awak kapal yang berpengalaman, Titanic masih tenggelam dengan jumlah kematian yang tinggi. Kegairahan media massa mengenai korban terkenal Titanic, legenda mengenai apa yang terjadi di atas kapal, mengakibatkan undang-undang laut diganti, dan penemuan kapal yang pecah pada 1985 oleh pasukan yang diketuai oleh Jean-Louis Michel dan Robert Ballard menjadikan Titanic terkenal pada tahun berikutnya.



Daftar isi
• 1 Pembuatan
• 2 Pelayaran pertama
• 3 Malapetaka
• 4 Diselamatkan
• 5 Dampak setelah kejadian
• 6 Rujukan
• 7 Pranala luar


Pembuatan


RMS Titanic (kiri) menjalani uji laut pada 2 April 1912.
Kapal Titanic merupakan kapal penumpang milik White Star Line, dibangun di galangan kapal Harland and Wolff di Belfast, Irlandia Utara, didisain untuk menyaingi Lusitania dan Mauretania milik Cunard Line. Titanic, bersama kapal saudara kembarnya Olympic, Olympic dan yang akan dibuat Britannic (pada awalnya dinamakan Gigantic, bertujuan menjadi kapal paling mewah dan terbesar yang pernah dibuat. Pembuatan RMS Titanic, dibiayai oleh hartawan Amerika, J.P. Morgan dan perusahaannya International Mercantile Marine Co., dimulai pada 31 Maret 1909. Badan kapal Titanic selesai diproduksi pada 31 Mei 1911, dan perlengkapan dalam di selesaikan pada 31 Maret tahun berikutnya. Titanic sepanjang 269 meter (882 kaki 9 inci) dan 28 meter (92 kaki 6 inci) lebar, berat mati 46.328 ton, dan ketinggian dari permukaan air ke geladak setinggi 18 meter (60 kaki). Walaupun ia meliputi banyak ruang dan dengan berat mati yang besar itu, kapal Titanic sama panjangnya dengan kapal Olympic. Titanic dilengkapi dua mesin dengan empat silinder, tiga baling-baling, dan satu turbin Parsons bertekanan rendah yang menggerakkan tiga baling-baling. Terdapat 29 ketel dipanaskan oleh 159 perapian batu bara yang mampu menghasilkan kecepatan sampai 23 knot (43 km/j). Hanya tiga dari empat cerobong kapal setinggi 19 meter (63 kaki) yang berfungsi; cerobong yang keempat digunakan sebagai lubang udara, dan untuk memperlihatkan kehebatan kapal. Kapal Titanic mampu membawa 3.547 penumpang dan awak kapal, karena ia juga mengirim surat, maka namanya diberi penambahan kata depan RMS dan juga sebagai kapal uap - SS (Steam Ship).
Pada waktu itu, fasilitas dan kemewahannya tidak dapat ditandingi. Ia menawarkan fasilitas kolam renang, ruang olahraga, pemandian Turki, perpustakaan dan gelanggang squash. Ruang kelas utama dihiasi seluruhnya dengan panel kayu, perabotan mewah dan perhiasan yang indah lainnya. Ia menawarkan tiga lift untuk digunakan penumpang kelas utama dan, satu inovasi pada waktu itu, satu lift bagi penumpang kelas dua.
Titanic dianggap sebagai puncak arsitektur laut dan pencapaian teknologi. Ia dianggap oleh majalah Ship Builders sebagai kapal yang "hampir tidak mungkin tenggelam." Titanic terbagi atas 16 ruang kedap air dengan pintu yang beri pengunci elektrik dan akan menutup hanya dengan menekan satu tombol dari dek kapal; walaupun, sekat kapal tidak menghalangi keseluruhan ketinggian geladak (hanya sampai Dek-E). Titanic mampu terapung dengan baik walau dua ruang tengah dipenuhi air atau empat bagian pertama dipenuhi air; apabila lebih dari itu maka ia akan tenggelam.
Pelayaran pertama
Kapal Titanic memulai pelayaran pertamanya dari Southampton, Inggris, dalam perjalanan ke New York City, New York, pada Rabu, 10 April 1912, di bawah kendali Kapten Edward J. Smith. Ketika Titanic bergerak meninggalkan tempat berlabuhnya, ombak yang dihasilkan oleh kapal tersebut menyebabkan kapal penumpang New York, yang berlabuh di dekatnya, putus tali tambatnya dan tertarik hampir (sekitar 4 kaki) dari Titanic sebelum kapal tunda New York pergi. Kejadian tersebut baru berhenti setelah satu jam. Selepas menyeberangi selat Inggris, Titanic berhenti di Cherbourg, Prancis, untuk menurunkan dan mengambil penumpang tambahan dan berhenti sekali lagi di Queenstown (sekarang ini dikenal sebagai Cobh), Irlandia, sebelum meneruskan pelayaran ke New York dengan 2.223 penumpang.
Titanic mempunyai tiga bagian kelas penumpang yang dipisahkan. Kelas ketiga juga dikenal sebagai geladak, terdiri dari kabin kecil di dek bawah, diisi oleh kebanyakan pendatang dari inggris yang mengharapkan penghidupan lebih baik di Amerika. Kabin dan ruang kelas kedua, terletak di bagian belakang, memiliki fasilitas yang sama dengan kelas satu di kapal lain. Kebanyakan penumpang kelas kedua pada mulanya menempati kelas satu di kapal yang lain tetapi, karena tidak tersedianya batu bara, maka dipindahkan ke Titanic. Kelas utama merupakan bagian kapal yang paling mewah.
Sebagian dari orang yang terkenal turut belayar sebagai penumpang kelas utama. Ini termasuk jutawan John Jacob Astor dan isterinya Madeleine Force Astor; pemilik kilang Benjamin Guggenheim; pemilik Macy, Isidor Straus dan isterinya Ida; jutawan Denver, Margaret "Molly" Brown; Sir Cosmo Duff-Gordon dan isterinya Lady Lucille Duff-Gordon; George Elkins Widener dan istrinya Eleanor; John Borland Thayer, isterinya Marian dan anak mereka yang berusia tujuh belas tahun, Jack; wartawan William Thomas Stead; Countess of Rothes; pembantu presiden AS Archibald Butt; pengarang dan tokoh masyarakat Helen Churchill Candee; pengarang Jacques Futrelle, dan isterinya May, dan rekan mereka, editor Broadway Henry dan Irene Harris; aktris film bisu Dorothy Gibson; dan yang lain. Ikut bersama di kelas utama lainnya adalah editor urusan White Star Line J. Bruce Ismay yang merencanakan pembuatan Titanic dan pembuat kapal Thomas Andrews, yang turut bersama untuk memantau semua masalah dan menilai kinerja keseluruhan kapal baru tersebut.
Malapetaka


Bongkahan gunung es di Newfoundland.
Pada malam Minggu, 14 April, suhu menurun sampai tahap hampir beku dan laut tenang. Bulan tidak keluar dan langit cerah. Kapten Smith, mengetahui peringatan adanya bongkahan gunung es melalui komunikasi nirkabel semenjak beberapa hari lalu, telah mengubah haluan Titanic lebih jauh ke arah selatan. Pada hari Minggu pukul 13:45 waktu setempat, pegawai komunikasi nirkabel dari kapal uap Amerika memberi peringatan bahwa gunung es besar mengapung dalam jalur Titanic, tetapi peringatan ini tidak disampaikan ke dek pengawal. Sore itu, satu lagi laporan mengenai bongkahan gunung es besar yang banyak, kali ini dari Mesaba, juga gagal disampaikan ke dek pengawal.
Pada pukul 23:40 waktu setempat ketika berlayar di selatan Grand Banks di Newfoundland, pengawas Fredrick Fleet dan Reginald Lee melihat bongkahan gunung es yang besar tepat di depan kapal. Fleet membunyikan loceng kapal sebanyak tiga kali dan menelepon dek pengawal memberitahu, "Gunung es, tepat di depan!" Opsir Pertama Murdoch langsung mengarahkan kemudi ke sisi kiri dan mengurangi kecepatan, kemudian mundurkan mesin kapal. Tabrakan ternyata tidak dapat terelakkan, dan gunung es terapung tersebut bergesekan dengan bagian lambung kanan kapal, dan merobek badan kapal di empat bagian pertama dan mematahkan paku baja di bagian bawah kapal yang tertutup permukaan air sepanjang sekitar 91 m (300 kaki). Pintu kedap air baru berhasil menutup rapat saat air sudah keburu memasuki lima bagian kedap air pertama, lebih satu bagian dari apa yang dapat ditahan Titanic agar tidak tenggelam. Berat lima bagian kedap air yang dimasuki air menarik kapal ke bawah melebihi ketinggian dinding kedap air, kemudian air memasuki bagian lain. Kapten Smith, merasakan guncangan hantaman itu, sesampainya ke dek pengawal dan memerintahkan berhenti sepenuhnya. Setelah pemeriksaan oleh pegawai kapten dan Thomas Andrews, sadar bahwa Titanic akan tenggelam, dan setelah tengah malam pada 15 April, perahu penyelamat untuk disiapkan dan panggilan darurat diberitahukan.
Perahu penyelamat pertama, diturunkan pada pukul 00:40 waktu setempat di sebelah kanan dengan hanya di isi 28 orang penumpang di atasnya. Titanic membawa 20 perahu penyelamat dengan kapasitas penuh 1.178 orang penumpang. Walaupun tidak mencukupi untuk membawa semua penumpang dan awak kapal, Titanic membawa cukup perahu penyelamat dan pelampung karena peraturan yang ditetapkan oleh Lembaga Peraturan Inggris. Pada masa itu, jumlah perahu penyelamat yang diperlukan ditetapkan menurut berat mati kapal, bukannya jumlah penumpang yang dibawanya.
Penumpang kelas utama dan kedua dengan mudah bisa mencapai perahu penyelamat dengan tangga yang menuju terus ke dek perahu tetapi penumpang kelas ketiga lebih sulit. Banyak terdapat jalur dari bagian bawah kapal sulit dipahami dan menyulitkan mereka untuk sampai ke perahu penyelamat. Lebih buruk lagi, penumpang kelas tiga saat pintu dikunci oleh awak kapal yang menunggu giliran mengizinkan penumpang naik ke geladak.


Titanic melaporkan posisinya pada 41° 46′ N, 50° 14′ W. Bangkai kapal ditemukan di 41° 43′ N, 49° 56′ W.
Operator radio nirkabel Jack Phillips dan Harold Bride sibuk mengirim CQD, isyarat pertolongan. Beberapa kapal merespon, termasuk Mount Temple, Frankfurt dan kapal saudara kembar Titanic, Olympic, tetapi semuanya terlalu jauh untuk sampai sebelum Titanic tenggelam. Kapal terdekat adalah RMS Carpathia milik Cunard Line yang sejauh 93 kilometer (58 mil) dan hanya berjarak empat setengah jam; terlalu lama untuk menyelamatkan lebih dari setengah penumpang Titanic karena kapalnya sudah keburu tenggelam. Satu-satunya daratan yang menerima isyarat pertolongan Titanic adalah stasiun nirkabel di Cape Race, Newfoundland.
Pada mulanya, penumpang enggan meninggalkan Titanic untuk menaiki perahu penyelamat yang kecil karena merasakan Titanic lebih aman dan tidak ada tanda-tanda apapun sedang berada dalam bahaya atau pun tenggelam. Ini menyebabkan kebanyakan perahu penyelamat dilepas dengan separuhnya kosong; satu perahu yang mampu membawa 40 orang penumpang dilepas dengan hanya 12 orang penumpang di atasnya.
"Wanita dan anak-anak dahulu" diutamakan untuk menaiki perahu penyelamat, Opsir kedua Lightoller, yang mengisi perahu penyelamat di sebelah kiri, hanya memperbolehkan laki-laki yang diperlukan sebagai pengayuh dan tidak untuk sebab lainnya; walaupun masih terdapat tempat kosong. Opsir Pertama Murdoch, yang mengisi perahu di sebelah kanan, memperbolehkan laki-laki naik apabila wanita tidak ada yang mau naik lagi. Saat kapal semakin tenggelam, penumpang mulai cemas dan sebagian perahu penyelamat dilepas dengan penumpang penuh. Pada 02:05 waktu setempat, seluruh bagian depan haluan kapal tenggelam di bawah air, dan kecuali dua buah perahu, semua perahu penyelamat lain telah diturunkan.
Sekitar 02:10 waktu setempat, bagian belakang kapal terangkat dari permukaan air memperlihatkan bagian bawah kapal, kemudi, dan baling-baling kapal , dan pada pukul 02:17 waktu setempat permukaan air membanjiri geladak perahu. Keadaan semakin parah saat dua perahu penyelamat terakhir terapung dari geladak, satu terbalik dan satu lagi separuhnya telah berisi air. Tidak lama kemudian, cerobong asap paling depan jatuh, meremukkan sebagian dek pengawal dan mereka yang terapung dalam air. Di geladak, para penumpang berlari ke arah belakang atau melompat ke laut dangan harapan dapat sampai ke perahu penyelamat. Bagian belakang kapal perlahan-lahan terangkat ke atas, dan barang-barang yang tidak terikat berjatuhan ke laut. Sewaktu bagian belakang kapal terangkat, sistem eletrik mati dan lampu mulai padam. Tidak lama kemudian, pada bagian badan kapal yang tidak kuat menahan beban mengakibatkan Titanic pecah menjadi dua bagian antara dua cerobong terakhir, dan bagian depan tenggelam sepenuhnya. Bagian belakang kapal langsung tehempas kembali di permukaan air dan terangkat tegak lurus. Selepas beberapa saat, pada pukul 02:20 waktu setempat, semuanya tenggelam ke laut.
Dari sejumlah 2.223 orang penumpang, hanya 706 orang penumpang yang selamat; 1.517 orang penumpang tewas. Kebanyakan penumpang tewas disebabkan karena korban terkena hypothermia dalam air 28 °F (−2 °C). Hanya dua dari 18 perahu penyelamat yang kembali untuk menyelamatkan korban dari dalam air selepas kapal tenggelam. Perahu penyelamat nomor empat kembali dan menyelamatkan lima orang, dua dari mereka kemudian tewas. Hampir satu jam kemudian perahu penyelamat nomor empat belas kembali dan menyelamatkan empat orang penumpang yang mana satu penumpang kemudian tewas juga. Penumpang yang lain berhasil menaiki perahu penyelamat yang terapung dari geladak. Terdapat perdebatan dalam perahu penyelamat lain samaada hendak kembali, tetapi kebanyakan yang selamat takut bila perahu penyelamat mereka akan tenggelam akibat dinaiki korban yang mencoba menaiki perahu mereka atau ditarik oleh Titanic yang tenggelam, walaupun sebenarnya hanya sedikit tarikan yang ada.


Korban dalam perahu penyelamat.
Kedua bagian kapal tersebut tenggelam dengan cara berbeda. Bagian depan menancap kira-kira 609 m (2.000 kaki) di bawah permukaan dasar laut dan mendarat dengan agak perlahan. Sedangkan bagian belakang tenggelam dengan cepat ke dasar lautan; badan kapal terburai akibat terdapat udara yang terperangkap di dalam kapal. Bagian belakang kapal menghantam dasar dengan kecepatan tinggi, terbenam jauh ke dalam lumpur.
Diselamatkan
Hampir dua jam setelah Titanic tenggelam, RMS Carpathia tiba di tempat kejadian dan mengambil perahu penyelamat pertama. Dalam beberapa jam kemudian, mereka yang masih hidup diselamatkan. Di geladak Carpathia, doa khusyuk yang singkat untuk yang mereka yang terselamatkan dan untuk memperingati mereka yang tewas diadakan, dan pada pukul 08:50 AM, Carpathia menuju ke New York, dan sampai pada tanggal 18 April.
Saat santunan jiwa diberikan, White Star Line menyewa kapal MacKay-Bennett untuk mengevakuasi jenazah. Sejumlah 338 jenazah akhirnya ditemukan. Kebanyakan jenazah dievakuasi ke Halifax, Nova Scotia, sedangkan jenazah yang tidak dikenal dikebumikan di Pemakaman Fairview.
Dampak setelah kejadian


kutipan dari Memorandum AL AS berkenaan dengan Titanic.
Saat berita mengenai malapetaka tersebut tersebar, banyak orang yang terkejut bahwa Titanic telah tenggelam dengan jumlah korban tewas yang begitu tinggi walaupun dilengkapi dengan teknologi yang maju. Surat kabar dipenuhi berita dan gambaran mengenai malapetaka tersebut dan semuanya tidak henti-hentinya untuk mendapatkan berita terkini. Banyak kotak amal dibuat untuk membantu korban dan keluarga mereka, banyak yang kehilangan orang yang merupakan tulang punggung keluarga, atau dalam kasus penumpang kelas tiga, semua barang yang mereka miliki tenggelam.
Tenggelamnya kapal itu memberi dampak yang mendalam kepada penduduk Southampton. Menurut Hampshire Chronicle pada 20 April 1912, hampir 1.000 keluarga setempat terkena dampaknya secara langsung. Hampir setiap jalan di daerah Chapel kota tersebut kehilangan lebih dari satu penduduk dan hampir 500 rumah kehilangan keluarga.
Sebelum korban yang terselamatkan sampai ke New York, pemeriksaan telah dibuat untuk mengetahui apa yang terjadi atas Titanic, dan apa yang dapat dilakukan untuk menghindari terulangnya peristiwa itu. Senat Amerika Serikat memulai pemeriksaan mengenai musibah Titanic pada 19 April, sehari selepas Carpathia tiba di New York dengan yang selamat. Ketua Penyelidikan, Senator William Alden Smith, ingin mengumpulkan kesaksian penumpang dan awak kapal saat masih segar dalam ingatan mereka. Smith juga memerlukan panggilan tertulis warganegara Inggris untuk pengadilan pada waktu mereka masih berada di negara Amerika. Pemeriksaan Amerika berlangsung sampai tanggal 25 Mei Lord Mersey dilantik untuk mengetuai penyelidikan Dewan Perdagangan Inggris mengenai musibah tersebut. Pemeriksaan Inggris berlangsung antara 2 Mei dan 3 Juli. Setiap pemeriksaan mengambil pendapat dari kedua penumpang maupun ABK Titanic, dan ABK Californian dan pakar lain.
Para penyelidik mendapati kebanyakan peraturan keselamatan ketinggalan zaman dan dengan itu pelbagai langkah keselamatan baru diberlakukan. Kedua pemeriksaan mengenai musibah tersebut mendapati kapten dan kapal Californian gagal memberikan bantuan sewajarnya kepada Titanic. Pemeriksaan tersebut mendapati bahwa Californian lebih dekat dengan Titanic berjarak 31 km (19,5 mil) yang disayangkan oleh Kapten Lord dan bahwa Lord seharusnya membangunkan operator nirkabel setelah tembakan suar dilaporkan kepadanya. Dikarenakan operator nirkabel Californian tidak bertugas, 29 negara mengesahkan Akta Radio 1912, yang menyamakan komunikasi radio, terutama dalam keadaan bahaya.
Musibah tersebut turut mendorong International Convention for the Safety of Life at Sea di London, Inggris, pada 12 November 1913. Pada 20 Januari 1915, persetujuan ditandatangani oleh organisasi tersebut dan menghasilkan pendirian dan pembiayaan Patroli Es Internasional, agensi Pegawai Pesisir Amerika Serikat yang sampai hari ini memantau dan melaporkan lokasi gunung es terapung Lautan Atlantik yang dapat menjadi ancaman bagi jalur laut trans-Atlantik. Disetujui juga dalam peraturan baru bahwa semua kapal penumpang perlu mempunyai perahu penyelamat yang mencukupi bagi semua penumpang di atas kapal, dan latihan keselamatan yang sesuai dilakukan, dan semua komunikasi radio dikendalikan 24 jam sehari bersama pusat kendali kedua, agar tidak terlewatkan panggilan darurat. Sebagai tambahan, disetujui bahwa tembakan suar berwarna merah dari kapal haruslah dianggap sebagai tanda darurat dan bahaya.